Minggu, 30 Juni 2013


 
Ibnu Qudamah menyebutkan suatu riwayat dari al Hasan berkata,”Dahulu pernah ada satu pohon yang disembah selain Allah swt maka datanglah seorang laki-laki yang mengatakan,”Aku pasti akan menebang pohon ini.” Maka ia pun mendatanginya dan ingin menebangnya semata-semata murka karena Allah. Setan yang menyerupai manusia mencoba menghampirinya dan berkata,”apa yang engkau inginkan?’ laki-laki itu menjawab,’Aku ingin menebang pohon ini yang disembah selain Allah.’ dia itu berkata,’Jika memang engkau tidak menyembahnya maka pohon yang disembah ini tidak akan merugikanmu?

Laki-laki itu berkata,’Aku pasti menebangnya.’ Dia berkata kepadanya,’apakah engkau mau sesuatu yang lebih baik daripada menebang pohon ini, jika kamu tidak menebangnya maka kamu akan mendapatkan dua dinar pada esok hari dari bawah bantalmu.’ Laki-laki itu mengatakan,’siapa yang memberikan itu kepadaku.’ Dia berkata,’aku’.

Lalu laki-laki itu pun kembali pulang dan pada keesokan harinya dia mendapati dua dinar dari bawah bantalnya. Kemudian pada esok harinya lagi dia tidak mendapatinya lagi dan ia pun murka dan ingin menebang pohon itu. Maka setan yang menyerupai manusia menemuinya dan berkata,’apa yang kamu inginkan?’ dia berkata,’Aku ingin memotong pohon ini yang disembah selain Allah.’ Dia berkata,’kamu bohong, aku akan menghalangimu dari menebangnya,’ laki-laki itu pun berusaha menebangnya namun dia menghalanginya dan terjadi pergumulan sehingga ia mampu mencekik laki-laki itu, dan berkata,”Tahukah kamu siapa aku?’ maka dia pun memberitahukannya bahwa dirinya adalah setan. Setan berkata,’pada pertama kali engkau datang adalah semata-mata murka karena Allah sehingga aku tidak memiliki jalan untuk menghalangimu. Maka aku pun memperdayamu dengan dua dinar kemudian aku menghentikannya. Dan tatkala engkau tidak mendapatkannya lagi maka engkau pun murka karena dua dinar itu sehingga aku bisa menguasaimu.” (Mikhtashar Minhaj al Qosidhin hal 348)

Dikisahkan dari Abu Tsumamah bahwa orang-orang al Hawariyyin pernah bertanya kepada Isa as tentang orang-orang yang ikhlas. Maka beliau as menjawab,”yaitu orang yang beramal dan tidak menyukai pujian orang lain.” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an jilid V hal 389)

Kemudian mengapa iblis tidak bisa menyesatkan orang-orang yang ikhlas atau menyimpangkan dari jalan kebenaran ? Hal itu dikarenakan mereka adalah orang-orang yang senantiasa menjadikan seluruh aktivitas ibadahnya hanya untuk Allah swt saja, bukan untuk riya atau mencari kemasyhuran di mata manusia. Keikhlasannya menjadi benteng dan pertahanan yang sangat kokoh untuk bisa ditembus oleh setan apalagi dikuasai oleh mereka.

Dalam hal ini, bisa kita simak penuturan Sayyid Qutb yang menjelaskan tentang hal ini, dia mengatakan bahwa makna firman-Nya “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku’’ yang ikhlas untuk-Ku maka tidak ada kuasa bagimu (setan) untuk menguasai mereka, tidak bisa mempengaruhi mereka, tidak bisa engkau jadikan mereka memandang indah perbuatan maksiat karena kamu terpenjara dihadapan mereka, karena mereka berada didalam suatu penjagaan yang kokoh dari gangguanmu, karena jalan masukmu kedalam diri mereka terkunci. Mereka adalah orang-orang yang menggantungkan pandangan mereka kepada Allah dan mengetahui tipu dayanya dengan fitrah mereka yang berhubungan erat dengan Allah swt. (Fi Zhilalil Qur’an juz IV hal 2142)

Iblis meminta kepada Allah swt Agar dirinya ditangguhkan hingga hari kiamat dan bertekad untuk menggoda anak-anak Adam agar mengikuti langkah-langkahnya dan kelak juga akan memasuki neraka bersamanya, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka" Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS. Al Hijr : 39 – 42)

Al Qurthubi mengatakan bahwa “memandang baik” memiliki dua makna : bisa berarti (memandang baik) perbuatan maksiat dan bisa juga bermakna mereka disibukkan oleh perhiasan dunia dari ketaatan kepada Allah swt.

Sedangkan makna “pasti aku akan menyesatkan mereka” adalah menyesatkan mereka dari jalan petunjuk. Diriwayatkan oleh Ibnu al Hai’ah dari Abdullah dari Daraj Abi as Samh dari Abi al Haitsam dari Abi said al Khudriy bahwa Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya iblis berkata,’Wahai Allah demi keagungan dan kebesaran-Mu pasti aku akan menyesatkan anak-anak Adam selama ruh mereka berada didalam jasad mereka.’ Maka Allah berkata,’demi keagungan dan kebesaran-Ku pasti aku akan mengampuni mereka yang meminta ampunan kepada-Ku.”

Firman-Nya,” kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka" para penduduk Madinah dan Kufah membaca dengan memfathahkan laam yang berarti orang-orang yang Engkau pilih dan ikhlas. Sedangkan yang lainnya membaca dengan mengkasrahkan laam yang berarti orang-orang yang mengikhlaskan ibadah untuk-Mu dari kerusakan atau riya.
 
 

Suka · · Bagikan

TELADAN AMALANNYA ABU BAKAR SHIDDIQ RA

 
Sesungguhnya bersedekah diam-diam meredakan murka Tuhan. Jika shalat Fajar, Abu Bakar terbiasa pergi ke padang pasir, kemudian kembali lagi sejenak ke Madinah. Karena penasaran, suatuhari Umar bin Khatab membuntutinya . Ternyata yang dikunjungi abu Bakar adalah sebuah tenda kumuh di tengah padang pasir. Umar pun bersembunyi di belakang batu besar..dan tak lama kemudian Abu Bakar pun keluar dari tenda itu.

Setelah Abu Bakar berlalu, Umar masuk ke tenda terebut . Ternyata di dalamnya ada seorang wanita tua dan buta bersama seorang bayi kecil. Umar bertanya,” siapa yang datang tadi pada kalian?”

Wanita itu menjawab ,” Aku tidak tahu. Yang jelas ia seorang muslim. Setiap pagi ia datang kemari”

“ Apa yang ia perbuat?” kejar Umar

Wanita itu berkata,” Ia menyapu rumah kami, mencampur adonan kami , memeras susu ternak kami , lalu keluar.”

Sambil keluar Umar berkata” Engkau membuat lelah penggantimu wahai Abu Bakar. Engkau membuat lelah para pengganti mu wahai Abu Bakar.”

Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-Targhib [1/532])

Allah ta’ala berfirman,

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (QS. Saba’: 39)
 
 

Suka · · Bagikan

TELADAN AMALANNYA UMAR BIN KHATTAB RA

 
Suatu hari Thalhah ibn Ubaydilkah melihat Umar keluar di tengah kegelapan malam. Saat itu ia masuk ke sebuah rumah, kemudian keluar lagi. Begitu ia lakukan berulang kali dengan rumah yang berbeda. Thalhah penasaran ingin tahu apa yang diperbuat Umar di rumah-rumah itu. Pagiharinya , Thalhah pergi ke rumah pertama yang dimasuki Umar . Ternyata disana ada perempuan buta dan tidak bisa apa-apa karena sudah tua. Thalhah bertanya ” Untuk apa orang ini datang kemari?

Perempuan itu menjawab ,”Ia sudah terbiasa sejak dulu. Ia datang membawa sesuatu yang baik untukku dan mengeluarkan rasa sakit dariku. Sambil keluar Thalhah berkata,”Ibumu kehilanganmu , wahai Thalhah.”

Pada kesempatan lain, Umar pergi ke daerah pinggiran Madinah. Disana ada seorang musafir yang beristirahat ditengah jalan. Sebuah tenda kumuh didirikan, sedangkan ia duduk diambang pintu seperti kebingungan. Umar bertanya ,”Siapa?”

Orang itu menjawab “ Aku dari pedalaman. Aku ingin datang menghadap Amirul Mukminin untuk meminta kemurahan hatinya.

Dari dalam tenda terdengar rintihan seorang wanita , Umar menanyakannya. Orang itu menjawab,” Pergilah semoga Allah merahmati keperluanmu.”

“inilah keperluanku,” tukas Umar . Orang itu berkata,” Istriku akan melahirkan” . Tetapi aku tidak punya uang, makanan dan siapapun.”

“Umar segera berbalik pulang. Setibanya di rumah , ia berkata kepada sang istri, Ummu Kultsum, ”Apakah engkau punya sesuatu yang dianugrahkan Allah kepadamu?”

“Untuk apa ?” tanya sang istri.

Umar pun segera menceritakan perihal laki-laki itu setelah itu sang istri membawa barang-barang, sedangkan Umar membawa ransel berisi makanan, panci dan kayu. Mereka pun berangkat menemui laki-laki itu.

Ummu Kultsum masuk ke dalam tenda menemui istri laki-laki itu sedangkan umar duduk bersam laki laki itu. Ia menyalakan api dan meniup kayu, lalu memasak makanan.

Tiba-tiba Ummu Kultsum berteriak dari dalam tenda,” Wahai amirul mukminin beri tahu temanmu bahwa anaknya sudah lahir”

Mendengar kata-kata ‘ amirul Mukminin’ , sontak orang itu kaget bukan kepalang.”engkaukah Khalifah Umar bin Al Khatthab? “katanya “Ya,” jawab Umar, kemudian berkata “tetaplah ditempatmu.”

Setelah itu Umar mengambil dan meletakkan panci di dekat tenda, kemudian berteriak pada ummu Kultsum” Beri ia makan.”Perempuan itu pun makan.

Tidak lama kemudian Ummu Kultsum membawa keluar makanan itu . Umar berdiri mengambilnya , lalu meletakkan di depan laki-laki itu sambil berkata,” Makanlah sudah semalam engkau tidak tidur. Besok temuilah kami. Akan kami perintahkan sesuatu yang baik untukmu “..

Allah SWT Berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi ( QS. 35:29 )
 
 

Suka · · Bagikan

ALLAH SWT PEMILIK SEGALANYA

 
Berapa banyak manusia yang berhasil membukukan laba? Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Sang Pemilik Modal Yang Maha Kaya—sekaligus Sang Hakim Maha Adil—itu telah menyebarkan bocoran informasi bahwa hampir semua “mitra bisnisnya” gagal membukukan laba. Hasil auditing terhadap terhadap neraca keuangannya menunjukkan hasil bahwa bisnis mereka membukukan kerugian. Tapi ada juga yang membukukan keuntungan dalam berbisnis dengan Allah. Siapa mereka? Simak saja bocoran di bawah ini:

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (gagal membukukan laba dalam bertransaksi dengan Allah), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-‘Ashr [103]: 1-3).

Kita sadari, Allah jauh lebih berkuasa daripada raja ataupun musuh tentara itu. Allah tidak hanya dapat mematikan sepasukan tentara manusia, tetapi Dia dapat mematikan semua tentara yang ada di muka bumi secara serentak. Semua itu mudah bagi Allah. Karena itu seharusnya perintah Allah lebih dipatuhi daripada perintah siapapun yang ada di bumi ini. Menariknya, meskipun kekuasaannya begitu mutlak, meski kita semua adalah ciptaan-Nya dan budak-Nya, namun karena Allah memiliki sifat asy-Syakur (Maha Balas Jasa) dan al-Haliim (Maha Penyantun), Dia tidak memerintahkan sesuatu kecuali Dia akan memberikan balas jasa kepada hamba yang Dia perintahkan. Perintah-Nya tidak gratis, tapi ada bayaran-Nya.

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Baqarah [2]: 281)

Yang lebih menarik lagi, bayaran yang Allah tawarkan bukan dalam kerangka kesepakatan kerja majikan-buruh, karena biasanya buruh digaji lebih kecil daripada jerih payahnya. Yang Allah tawarkan dalam al-Qur`an adalah kerangka kesepakatan bisnis, berupa pinjam-meminjam dengan bunga pinjaman yang berlipat ganda serta jual-beli dengan nilai tukar yang sangat tidak sebanding; ibarat meminjam seekor nyamuk lalu mengembalikan dalam bentuk seekor kuda atau membeli seekor lalat dengan bayaran seekor unta.

Berikut ini transaksi pinjam meminjam yang Allah tawarkan:

إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.“ (QS: At-Taghabun [64]:17).

Adapun transaksi kedua yang Allah tawarkan adalah transaksi jual-beli atau perdagangan:

إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 111)

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Faathir [35]: 29)

( Informasi ) Tafsir interaktif Mushaf Tadabbur ini adalah salah satu kreatifitas baru yang memudahkan umat memahami Al Quran. Pendekatan komprehensif dan interaktif dapat mebuat umat akrab dengan al Quran dan karenanya diharapkan dapat melahirkan generasi Qur’ani.

Bagi yang ingin memiliki, silahkan lihat di bawah ini :
Penerbit : Bayan Quran
Penyusun : Ustadz Fatuddin Ja’far , MA
Harga : Rp. 200.000 ,- /eksemplar (di luar ongkir)

Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988

Bonus (Free) Senilai Rp 60.000,- berupa : Buku 7 Langkah Belajar Membaca Quran Hingga faseh + 1 CD Pelatihan Membaca Quran
 
 

Suka · · Bagikan 

KUMPULAN DOA UNTUK KESEMBUHAN PENYAKIT


Islam juga mengajarkan beberapa doa yang berguna bagi kesembuhan seorang hamba dari sebuah penyakit, sekaligus perlindungan dari kemungkinan terkena penyakit. Ada banyak doa penyembuhan dari penyakit dan perlindungan dari penyakit dalam Al-Qur’an dan hadits. Berikut ini sebagian di antaranya yang bisa dibaca oleh pasien yang sakit, orang yang menjenguk pasien yang sakit dan dokter atau perawat yang menangani pasein yang sakit.

Doa pertama

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam biasa membacakan doa pelindungan kepada sebagian mereka (sahabatnya), beliau mengusap orang tersebut dengan tangan kanan beliau lalu beliau membacakan doa:

«أَذْهِبِ البَاسَ رَبَّ النَّاسِ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا»

“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang tidak menyisakan penyakit.”

(HR.Bukhari no. 5750 dan Muslim no. 2191, lafal ini adalah lafal Bukhari. Adapun lafal Muslim adalah dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika salah seorang di antara kami ada yang sakit, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengusapnya dengan tangan kanan beliau lalu beliau membacakan doa:”…” (seperti doa di atas)

Doa kedua

Dari Abdurrahman bin Saib keponakan Maimunah Al-Hilaliyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Maimunah bertanya kepadanya, “Wahai anak saudaraku, maukah apabila aku bacakan kepadamu doa kesembuhan yang biasa dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam?” Abdurrahman menjawab, “Tentu.” Maimunah berkata:

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، وَاللهُ يَشْفِيكَ، مِنْ كُلِّ دَاءٍ فِيكَ، أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ

“Dengan nama Allah aku membacakan doa kesembuhan untukmu, Allah-lah Yang menyembuhkanmu, dari segala penyakit yang ada padamu. Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada yang mampu memberi kesembuhan kecuali Engkau.”(HR. Ahmad no. 26281, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra no. 10860, Ibnu Hibban no. 6095, Ath-Thahawi dalam Syarh Ma’ani Al-Atsar, 4/329 dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath no. 3318. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih li-ghairi)

Doa ketiga

Membacakan surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Fatihah atau doa-doa perlindungan lainnya dan mengusapkannya ke anggota badan yang sakit

عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ، وَيَنْفُثُ، فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ، وَأَمْسَحُ عَنْهُ بِيَدِهِ، رَجَاءَ بَرَكَتِهَا»

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang sakit, maka beliau membacakan untuk dirinya sendiri al-mu’awwidzat (surat-surat Al-Qur’an dan doa-doa perlindungan) lalu meniupkannya pada diri beliau sendiri. Namun ketika sakit beliau telah parah, sayalah yang membacakan al-mu’awwidzat untuk beliau, lalu saya (tiupkan bacaan tersebut ke tangan beliau dan) usapkan tangan beliau ke badan beliau, dengan mengharap keberkahan tangan beliau.”(HR. Muslim no. 2192)

Catatan: Surat Al-Falaq dan surat An-Nas disebut al-mu’awwidzatain (dua surat yang member perlindungan). Seorang sahabat juga pernah menyembuhkan kepala suku yang terkena sengatan hewan berbisa dengan bacaan Al-Fatihah, seperti disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits shahih disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، نَفَثَ فِي كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ» قَالَتْ عَائِشَةُ: «فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ»

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam berbaring di tempat tidurnya untuk tidur, maka beliau membaca surat Al-Ikhlas dan dua surat Al-Mu’awidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) lalu meniupkannya kepada kedua telapak tangan beliau, lalu beliu mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya dan seluruh anggota badannya yang bisa dijangkau dengan kedua tangannya. Tatkala beliau sakit keras, maka beliau memerintahkan kepadaku untuk melakukan hal itu bagi beliau.”(HR. Bukhari no. 5748)

Doa Keempat

Dari Utsman bin Abil Ash Ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia mengadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam penyakit yang ia alami sejak ia masuk Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepadanya:

«ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ، وَقُلْ بِاسْمِ اللهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ»

Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang sakit, kemudian bacalah bismillah (dengan nama Allah) sebanyak tiga kali, lalu bacalah doa berikut ini sebanyak tujuh kali:

أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan (penyakit) yang aku dapatkan dan aku khawatirkan.”

Utsman bin Abul Ash Ats-Tsaqafi berkata: “Aku pun mengerjakan pesan beliau tersebut sehingga Allah menghilangkan penyakitku. Maka aku senantiasa memerintahkan pesan tersebut kepada keluargaku dan orang-orang lain.” (HR. Muslim no. 2202, Abu Daud no. 3891, Tirmidzi no. 2080, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra no. 7546, Ahmad no. 16268 dan Ibnu Hibban no. 2965)

CAHAYA TAULADAN DARI SIFAT TAWAKKAL PARA ROSUL ALLAH SWT DALAM KEHIDUPAN

Sekiranya manusia boleh bertawakal terhadap rezeki/isteri /masalah didunia, itu ialah sebuah kebaikan tetapi tidak mencapai tahap hakikat tawakal. Tawakal paling tinggi ialah dapat menjalankan amanah sebagai penyeru kejalan-Nya. Buktinya ialah apa yang terjadi kepada para nabi. Contohnya Nabi Ibrahim: tawakal yang tinggi kepada Allah dan mampu hadapi seorang diri. Allah yang bersifat al-wakil, sesungguhnya Allah akan bersama nabi Ibrahim ketika orang kafir ingin melakukan sesuatu kepada baginda. Nabi Ibrahim berkata: cukup bagiku Allah. Dia lah sebaik-baik tempat bergantung. Sekiranya tawakal kita tinggi, kita akan kurang rasa takut.


Yakin bila berjuang dengan kalimah syahadah , yakin Allah akan bantu dan kita serahkan segalanya pada Allah. Sekiranya Allah taala menyelamatkan kita, tiada siapa dapat memudaratkan kita lagi. Sesungguhnya tawakal yang tertinggi ialah tawakal berdakwah di jalan Allah, mengajak orang lain juga bertawakal kepada Allah, dan mencari petunjuk dari Allah, taufik dan hidayah. Tawakal hingga ketahap para nabi Allah bertawakal kepada Allah, tidak akan memberi kita putus asa ataupun kegagalan. Apapun yang berlaku kepada kita, terima dengan satu keredhaan. Mohon juga, ketawakalan kepada Allah bertapak kukuh di hati kita.


Seperti kisah Rasulullah SWT. Dalam masa satu tahun, dua org yang Rasulullah paling cintai meninggal dunia (Saidatina Khadijah dan Abu Talib) di saat Rasulullah benar-benar memerlukan mereka. Allah masih hendak uji ketawakalan rasul ke tahap yang paling tinggi. Hikmah dari pemergiaan orang yang disayangi, Allah beri khabar gembira. Allah hendak tahu tahap ketawakalan Rasulullah kepada Allah. Pada masa yang sama at one point, Allah hendak mengokohkan Rosul-Nya, bahwa cukup Allah saja didalam hati Rasulullah.


Allah mencintai kalau hati seorang hamba terkait dengan-Nya sendirian ketika ia sedang dalam kondisi taat. tetapi kadang hamba itu tersibukkan oleh urusan dunia, maka Allah mengambil dunianya tersebut, agar ia hanya tersibukkan oleh Allah saja, dan bertawakal pada-Nya, beribadah dan beramal shaleh meraih pertolongan-Nya.


Sama juga seperti kisah Nabi Ibrahim. Apa yang berlaku dengan kisah nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan anaknya(nabi Ismail dan isterinya Siti Hajar). Apabila berjumpa kembali setelah sekian lama, Allah perintahkan agar menyembelih Nabi Ismail. Allah sayangkan nabi Ibrahim dan Allah inginkan cinta hakiki nabi Ibrahim itu hanya kepada Allah.

Lihatlah ketika Ya'qub sgt tertairk pada Yusuf sehingga kecintaan terhadap Yusuf memenuhi semua hidup dan hatinya.


Maka Allah mengambil Yusuf selama dua puluh tahun, sehingga hatinya kembali dipenuhi cinta pada Allah. Setelah itu Dia pun mengembalikan Yusuf padanya.


Cari balik kekuatan diri kita, jadikanlah sebuah langkah nyata menunjukkan diri hanya meyakini kekuasaan-Nya, agar dapat tahap ketawakalan yang tinggi kepada Allah. Allah sentiasa memberi peluang/suasana untuk mendapat darjat yang tinggi di sisi Allah, jangan bersedih kerana sedih merupakan tahap tawakal yang rendah kepada Allah. Setiap cinta memerlukan pengorbanan, meraih cinta tertinggi harus dengan meluluhkan rasa duniawi dan kepentingan, dan mempersembahkan manisnya buah cinta berupa amal shaleh terbaik bagi diri-Nya, disanalah kemenangan yang nyata.


Allah SWT Berfirman,"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." ( At Thalaq : 3)


Allah SWT Berfirman “Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai. Apa saja yang kalian nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

(Ali Imran: 92)

( AMALAN ) KEKUASAAN ALLAH SWT MELIPUTI SEGALA SESUATU, SUMBER KEBAHAGIAAN MANUSIA

 
 Penglihatan manusia sesungguhnya punya banyak keterbatasan karena dia hanya dapat melihat dari satu sudut pandang saja dan mudah terhalang oleh benda yang ada di depannya. Dan bukankah bila kita ingin menoleh ke belakang kita juga harus memutarkan kepala kita? Karena banyaknya keterbatasan, kita butuh pemandunya dan sebaik-baiknya pemandu hanyalah Allah SWT. Karena dialah yang Maha Mengetahui segalanya. Berbaik sangkalah padaNYa dan kuatkan keyakinan bahwa Allah pasti dan pasti memberikan yang terbaik dengan kita.

Setiap manusia berproses dalam mencapai suatu, begitupula dengan ibadah dan keyakinan akan uah ilmu. Kadang semangat dengan tekad yang kuat dan akan mendapat manfaat dari apa yang dicapainya meskipun tidak sempurna dalam hasil atau bahkan gagal. Yang terpenting adalah sudah berusaha dan mendapatkan hikmah dari proses tersebut, dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan amal2 shaleh.

Dan manusia diciptakan oleh Sang Khaliq adalah untuk kemaslahatan. Bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain dan lingkungannya.

Oleh karenanya Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini serrta menjadi rahmat bagi alam semesta (QS. 21: 107). Dan Rasulullah pun menegaskan dalam sebuah haditsnya “Yang terbaik di antara kalian adalah orang paling bermanfaat bagi orang lain”.

Kurangnya ibadah dan amal sholeh dapat mempengaruhi rasa percaya diri, karena bergantung kepada selain-Nya pada hakikatnya ialah lemah dan palsu, Karena Iman adalah dorongan terbesar untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Karena Allahlah tempat kita bergantung kepadanya yang hanya Dialah yang dapat mengubah hati (kepribadian) manusia. Oleh karenanya Jangan longgarkan meraih perhatian-Nya tetapi justru harus diperkokoh terus mnerus dengan menjaga interaksi kita padaNya melalui ibadah-ibadah baik yang sudah wajib maupun yang sunnah harus selalu kita tingkatkan.

Yang dapat merubah keadaan adalah Allah. Untuk itu peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah kita dalam berhubungan dengan Rabb pemilik alam semesta ini perlu selalu dijaga dan ditingkatkan. Termasuk lingkungan yang sholeh dan ibadah yang kita lakukan apakah berkualitas atau tidak.

Tekankan pada bertarung dalam proses. Jatuh bangunlah untuk terus melawan kekurangan menjadi lebih baik dan terus lebih baik, dan yang terpenting ialah terus berdoa tanpa mengenal lelah. Sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT yang maha bijaksana dan tidak pernah mengecewakan hamba-hamba-Nya

Allah SWT Berfirman : Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS Az Zumar : 53 )

Ketenangan hakiki hanya boleh diperolehi dengan mendekatkan diri kepada pencipta kita, Allah. Allah memberikan pertolongan dan ketenangan kepada hamba-hamba-Nya yang mendekatkan diri kepada-Nya. Dari sini terlihatlah bahawa Allah itu Tuhan Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Memberi Pertolongan, Maha Melindungi dan Maha Mengasihi ketika kita sebagai hamba, menyandarkan diri kita kepada-Nya.

Oleh itu, jika anda mendapat sebarang musibah, masalah, tekanan atau kemurungan, usahlah melakukan perkara-perkara bodoh seperti meminum arak, narkoba, bersosial dan melakukan perkara-perkara di luar batasan dan meratapi masalah yang menimpa, kerana itu semua tidak dapat mengubat kelukaan hati, ia cuma menambahkan dosa dan kesakitan dalam hati Anda.

Serahkanlah segalanya kepada Allah, DIA mengetahui apa yang terbaik untuk anda di dunia dan akhirat. Ubatilah jiwa anda dengan mengucapkan kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil berkali-kali hingga anda rasa tenang dan lapang.

Dalam Al Quran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.

“Mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan untuk (membakar Ibrahim), lalu lemparkanlah dia kedalam api yang menyala-nyala itu.” (QS. As-Shaffat [37:] 97).

Setelah semuanya lengkap, mereka pun kemudian memasukan Ibrahim kedalam api yang panas. Semua orang mengira Ibrahim akan terbakar dan hangus didalamnya.

Diriwayatkan bahawa ketika Nabi Ibrahim diletakkan di atas tungku api, Jibril bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku? Nabi Ibrahim lantas menjawab, “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu.. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”

Baginda kemudian menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika dicampakkan ke dalam api, dan dengan izin Allah, api itu menjadi dingin dan selamatkan Nabi Allah itu dari dibakar.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan iman dan keyakinan menyandarkan diri kepada-Nya sepenuh hati.

Yaa Robb tambatkan hati kami hanya untuk-Mu, memohon hanya kepada-Mu, menuruti perintah-Mu, menjalani ibadah dan beramal shaleh demi mencari keredhoan-Mu, sehingga Engkau memberikan pertolongan kepada kami yang lemah ini dari segala macam gelombang ujian kehidupan didunia fana ini

Yaa Allah Yaa Robb jauhkan kami dari segala macam keburukan baik yang kami ketahui dan tidak kami ketahui, kepada-Mu lah kami memohon perlindungan, dan jalan keluar, Aamiin..
( Informasi ) Pengajian dhuafa MT KH Ridwan Anshory riyadloh santunan pendidikan anak dhuafa. Munajat pengajian taqorub ilallah puasa sejak senin dan Kamis ini, dilanjutkan khataman,mengulang surah2,shalawat,dzikir2, Tahajud nanti malam Jum'at hgga pagi,dan Bsk malam. Bg yg ikhlas berbagi, dan upaya didoakan khusus mrk trmsk pserta yg baru, bisa infaq kerek Siti Dahlia. BCA Bungur An. No Rek. 3911 2402 44 dan Bank Syariah Mandiri Rek. 704-208- 1714) : Konfirmasikan donasi, nama lengkap (Nasabnya spt BIN dan BINTI) dan hajat yg didoakan, kirim e-mail : timustadz@yahoo.com - Subjek : Berbagi dhuafa dan Doa (Catatan : Donasi hanya berlaku Kamis-Jumat ini - 20-21/06/2013 (Berkaitan wkt kegiatan)

"Bagaimana Cara Cepat Menghapal Al Qur'an ?" (Sedang kan saya sibuk bekerja full time, tidak sempat menghapal)

"Membiasakan diri untuk berinteraksi dengan Al Qur'an setiap detik, menit dan jam"

Banyak Cara Aplikasi :
1. Membiasakan diri Shalat Berjama'ah ( baik menjadi Imam Shalat maupun menjadi makmum), dan menjadikan hafalan Surat Al Qur'an sebagai bacaan setelah Surat Al Fatihah di Shalat malam kita.

2. Menghindari dosa mata, dosa telinga, dosa hati dan dosa-dosa besar lainnya yang membuat kita lalai dari Al Qur'an.

3. Membaca banyak buku Tafsir Al Qur'an.

4. Membiasakan diri bila berkendaraan , memasang & mendengarkan murrotal Al Qur'an ( bisa dengan tape mobil, headset via hp/smartphone dll)

5. Mendawamkan Al Qur'an dalam setiap helaan nafas dan menggantikan nyanyian lagu-lagu dunia dengan hafalan Al Qur'an.

dan seterusnya, masih banyak aplikasi dari kehidupan sehari-hari yang bisa dilakukan untuk terus berinteraksi dengan Al Qur'an.

"Ibarat seorang mekanik, karena setiap hari berinteraksi dengan mesin maka ia akan paham dan hafal dengan mesin dan seluk beluknya, maka seorangyang awam pun bisa hapal bila terus menerus berinteraksi dengan Al Qur'an setiap hari"

Salam Cinta Al Qur'an
Selamat Menghapal dan Berinteraksi Dengan Al Qur'an.

Keep Istiqomah And Spirit To Interaction With Qalammallah

Buah Hatiku Berbagi ilmu parenting islami, motivasi dan inspirasi keluarga Muslim Semoga ada hal yang bermanfaat yang terdapat di dalamnya
 

( HIKMAH ) RAHASIA AL QURAN PENERANG HATI DAN PERADABAN

Umat kita pada abad-abad pertama --yang merupakan abad-abad yang paling utama-- telah berinteraksi dengan baik terhadap Al Qur'an. Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuan-tujuannya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya secara massive dalam kehidupan mereka, dalam bidang-bidang kehidupan yang beragam, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya. Contoh terbaik hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Quran dengan amat drastis dan revolusioner.

Al Qur'an telah merubah mereka dari perilaku-perilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh murid-murid mereka dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu dengan baik pula.

Melalui mereka itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia, membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.

Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al Qur'an terlupakan, mereka menghapal hurup-hurupnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya.

Mereka tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak memprioritaskan apa yang menjadi prioritas Al Qur'an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh Al Qur'an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al Qur'an. Di antara merek ada yang beriman dengan sebagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka.

Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al Qur'an, seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Meskipun mereka mengambil berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur'an, namun mereka lupa bahwa keberkahan itu terdapat dalam mengikut dan menjalankan hukum-hukumnya. Seperti difirmankan oleh Allah SWT:

"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al An'aam: 155)

Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, ketertinggalan dan keterpecah-belahan mereka selain dari kembali kepada Al Qur'an ini. Dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti. Dan cukuplah Al Qur'an sebagai petunjuk:

"Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?." (An Nisaa: 122)

Kitalah, kaum muslimin, satu-satunya umat yang memeliki manuskrip langit yang paling autentik, yang mengandung firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Karena Allah SWT. telah menjamin untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari sekalian makhluk-Nya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al Hijr: 9).

Al Qur'an adalah kitab Ilahi seratus persen: "(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)

Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik itu kitab agama atau kitab biasa, yang terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorangpun yang dapat menambah atau mengurangi satu hurup-pun darinya.

Al Qur'an adalah "cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, di samping cahaya fithrah dan akal:

"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)." (An Nuur: 35). Dan Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai cahaya, dalam banyak ayat.

Seperti dalam firman Allah SWT:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an)." (An Nisaa: 174)

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang telah Kami turunkan." (At Taghaabun: .

Dan berfirman kepada para sahabat Rasulullah Saw dengan firman-Nya:

"Dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an)." (Al A'raaf: 157)

Di antara karakteristik cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia memperjelas yang lain. Ia membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat, membongkar kebatilan-kebatilan, menolak syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka gamang dalam menapaki jalan atau tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk bagi orang yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sebagai "cahaya", dan dia adalah "cahaya yang istimewa"

Tim Ustadz

Komisi Penyiaran Indonesia Pusat periode 2010 - 2013 akan berakhir, akan dipilih kembali 9 orang Komisioner pada 3 Juli mendatang melalui sidang Komisi I yang didahului fit & proper test 2 - 3 Juli terhadap 27 calon anggota KPI Pusat periode 2013 - 2016. Seleksi 27 calon itu hasil dari tahap verifikasi dan administrasi 131 calon yang mendaftar.

Komisi I DPR meminta masukan dari masyarakat terhadap 27 nama calon KPI, salah satu kegiatan yang dianjurkan adalah Uji Publik yang dilakukan Masyarakat TV Sehat Indonesia dengan "Membongkar Visi Misi Calon Anggota KPI Pusat, Berwibawa Untuk Membangun Bangsa", kata Bayu Prioko sekjen MTSI membuka acara Uji Publik ini.

Menurut Koordinator Masyarakat TV Sehat Indonesia, Ardy Purnawan Sani, kerja KPI harus lebih efektif. “KPI harus mempunyai wibawa,” kata dia dalam Uji Publik 27 Calon Anggota KPI di Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6/2013).

Kata Ardy, tayangan negatif selalu muncul dan seakan tak pernah kapok meski sudah diberi peringatan dan didatangi masasyarakat yang protest. Karena itu, “KPI harus tegas memberikan sanksi, gunakan kewenangan dangan maksimal” kata Ardy.

KPI adalah wakil masyarakat dipemerintahan yg bertugas mengawasi media penyiaran agar sesuai dgn UU No.32 tentang Penyiaran dan sesuai dgn P3SPS.

Sanksi berupa teguran atau penundaan siaran dinilai belum terlalu efektif dalam menimbulkan efek jera. Pembina Masyarakat TV Sehat, Fahira Idris menilai sanksi berat berupa uang denda akan lebih efektif. “Seperti salah satu stasiun TV di Amerika melanggar aturan penyiaran dan mereka didenda 14 miliar, itu terasa lebih berat saya rasa,” kata dia.

Menurut Rusdin Tompo, Anak anak dan wanita adalah objek yang paling rawan dan mempunyai effek paling besar dari siaran negatif TV, KPI harus tegas namun konstruktif, bangun budaya lokal Indonesia, buat lembaga rating pemerintahan yang independen dengan pembiayaan nasional, sebagai acuan pelaku industri & lembaga siaran yang bercita cita bangsa besar. Rusdin adalah salah satu calon komisioner KPI Pusat

Istilahnya KPI adalah LSM plat merah, krn menjembatani keluhan masyarakat kepada media penyiaran & pemerintah, kata Fajar salah seorang calon Komisioner. Karenanya, peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai pengawas dunia penyiaran untuk kepentingan publik mestinya lebih berwibawa. "Kita harus punya pelaporan masyarakat berbasis IT", kata Fajar menambahkan.

Salah satu calon komisioner KPI yang juga komisioner periode 2010 - 2013 Azima Subagijo sangat fokus dikonten pornografi, anak dan kekerasan. "Sudah 3 tahun ini konten pornografi berkurang, namun effeknya sangat luar biasa luas. Konten penyiaran pornografi memang sedikit, namun merujuk orang utk melihat website yg lebih vulgar, KPI sudah tegas dan melaksanakan wewenang maksimalnya, namun perlu ada perubahan lain UU agar meningkatkan effek jera konstruktif media", kata Azima

Azima juga menambahkan, literasi media menjadi kampanye bersama KPI pusat dan daerah untuk menciptakan media penyiaran dan masyarakat yang sehat dalam menonton televisi. Komisioner yang aktif di Gerakan Masyarakat Tolak Pornografi berharap peran serta masyarakat memperbaiki citra Indonesia dengan kritis media, "ingin melihat baik atau buruknya suatu peradaban negara, lihatlah media penyiaranya" kata azima menambahkan

"Permaslahan saat ini adalah bersumber dari hulu, perlu UU tegas dan jelas, merangkul media penyiaran sehingga menampilkan media penyiaran yang edukatif, sportif dan menjamin masyarakat mendapatkan haknya dari media publik" kata Bekti salah satu calon komisioner. Ia banyak membahas kontribusi jurnalisme dan media yang baik dan ideal.

Kandidat KPI pusat lain yang menyampaikan visi misinya adalah Romi Febri, ia dengan tegas mengatakan " Jangan ada lagi Pornografi, Pornoaksi & Kekerasan menjadi headline media"

Masyarakat TV Sehat Indonesia (MTSI) yang mewakili masyarakat meminta KPI harus menjaga kepentingan publik. Karena tayangan TV Indonesia dianggap telah cukup mengkhawatirkan. Padahal, hal tersebut ditonton dan akan menimbulkan efek pada banyak orang segala usia secara langsung maupun tak langsung. “KPI harus bertindak, meskipun dgn keterbatasan dana & wewenangnya, kami akan mendukung” kata Ardi menutup acara.

sumber :
 https://www.facebook.com/photo.php?fbid=597405953624820&set=a.192406337458119.50757.158262277539192&type=1

Telaga Cinta Sang Guru, Mengalirkan Cita dan Rindu

Syaikhut Tarbiyah (alm) KH. Rahmat Abdullah
Asy-Syahid Hasan Al Banna pernah bertutur :
“Di dunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit saja dari mereka yang sadar,dan dari yang sadar itu hanya sedikit saja yang ber-Islam,dan dari sedikit yang ber-Islam, jauh lebih sedikit lagi yang berdakwah,dari mereka yang berdakwah, jauh lebih sedikit lagi yang berjuang,dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit yang bersabar,dan dari sedikit yang bersabar itu, hanya sedikit saja dari merekayang sampai AKHIR PERJALANAN”.


Guruku….

Bermula dari akhir perjalananmu meniti hidup ini, kami baru mulai mengenang tapak-tapak cintamu. Ber-Islam-mu, berdakwahmu, berjuangmu dan segala bentuk kesabaranmu memiliki irama menghentak yang mampu menyadarkan setiap insan yang bermata hati untuk kembali memperbaiki cara ber-Islam, berdakwah, berjuang dan juga bersabar. Setiap episode hidup yang engkau miliki adalah kelembutan adanya. Hidupmu yang penuh dengan beragam cinta, mampu menghidupkanmu walau kini engkau telah menghadap-Nya.
Adalah engkau Ustadz Rahmat Abdullah, mengajariku banyak hal. Dari banyak hal yang kutahu tentangmu, paling tidak diriku belajar dua hal besar yakni bagaimana mampu bertahan dalam komunitas kebaikan hingga akhir hayatmu, dan bagaimana baiknya interaksimu dengan sesama.
Guruku….
Engkau buktikan cintamu kepada Rosul kita Muhammad SAW, benar-benar engkau titi jalan-jalan sunahnya. Kata adik kandungmu, semasa hidupmu, engkau tidak pernah lepas dari wudhu dan selalu mengiringi wudhumu dengan sholat sunah 2 rokaat. Engkau selalu menjaga kebersihan penampilanmu dan selalu tampak bersahaja. Di setiap sudut gang yang engkau lewati tidak pernah lepas engkau tebarkan salam. Ibunda engkau, begitu engkau muliakan. Berkasih engkau kepada sesama mukmin dan bertindak tegas kepada yang dholim. Engkau ingatkan aku kembali pada beberapa hadis Rosululloh yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada keindahan. Bila seorang ke luar untuk menemui kawan-kawannya hendaklah merapikan dirinya”. (HR. Al-Baihaqi). Juga hadis lain yang berbunyi, “Seorang bertanya kepada Nabi SAW, ‘Islam yang bagaimana yang baik?’ Nabi SAW menjawab, ‘Membagi makanan (kepada fakir-miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya’” (HR. Bukhari).
Ada juga hadist lain yang berbunyi, “Seorang sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?’ Nabi SAW menjawab, ‘ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu’” (Mutafaq’alaih). Dan aku diingatkan juga bunyi satu hadist, “Orang yang berpegangan kepada sunahku pada saat umatku dilanda kerusakan maka pahalanya seperti seorang syahid” (HR. Ath-Thabrani). Engkau contohkan secara nyata kepada kami bagaimana menghidupkan hidup agar lebih hidup dengan kebiasaan-kebiasaan Islami.
Guruku….
Unik dan menarik salahsatu kebiasaanmu, engkau suka memberi bingkisan kepada rekanmu seperjuangan secara sembunyi-sembunyi. Engkau kenali detail kondisi-kondisi para rekanmu. Dengan bekal itu engkau mulai bantu ringankan kesulitan hidup para rekanmu itu. Padahal engkau juga dalam kondisi tidak berpunya. Pribadimu yang unik pulalah yang mampu merangkul teman-teman baru untuk belajar Islam bersamamu. Bersamamu ada anak tentara, ada pengusaha, ada intelektual muda, ada aktivis muda dan ada pula tukang tambal ban. Berkenalan dengan rekan-rekan seperjuanganmu dengan pengenalan sempurna adalah prinsipmu dalam menjaga untuk tetap berada dalam komunitas kebaikan. Akan ada saling kenal secara sempurna di sana. Akan ada saling berkaca di sana. Bukankah al Mu’minu mir’ah li akhihi ?
Guruku…

Ibarat mesin yang super, sungguh energi yang memutar gerak langkah dakwahmu berkapasitas Mega bahkan mungkin lebih. Engkau melakukan tabligh ilal Islam, mengkader pemuda Islam karena ada cita-cita tauris ilmu kepada para pemuda Islam di sana. Engkau melayani umat tanpa kenal lelah. Sedari sehabis subuh sampai pukul 8, engkau terima konsultasi permasalahan dari umat, pun ketika engkau berada di dalam mobilmu tetap engkau layani permintaan konsultasi dari umat. Cintamu pada umat itu pula yang melandasi langkahmu untuk menjadi anggota dewan. Duduk di parlemen demi memperjuangkan kepentingan umat. Memikirkan umat pulalah yang akhirnya memutihkan sebagian rambutmu.
Guruku…

Engkau lepaskan ikatan ketergantunganmu pada orang lain. Terutama kepada pihak asing. Engkau lebih bangga dengan jiwa-jiwa Islammu daripada bangga dengan emblem-emblem asing. Suatu ketika engkau pernah lebih senang disebut sebagai seorang yang berasal dari Jayakarta daripada disebut sebagai seorang keturunan Betawi dengan alasan karena nama Jayakarta diberikan oleh Ulama’ sedangkan nama Betawi yang berasal dari kata Batavia, yaitu nama pemberian Belanda, penjajah bangsa Indonesia. Engkau juga ajarkan kepada kami cara hidup mandiri secara ekonomi. Karena setiap muslim dituntut untuk Qodiirun ‘alal kasbi, mampu berpenghasilan sendiri.

Sejak umur 11 tahun engkau sudah harus meneruskan usaha sablon ayahmu, sepeninggal ayahmu tercinta. Ketika SMP engkau sudah mulai mengajar di sebuah pondok pesantren. Mengajar les privat dan menjadi guru. Engkau bertutur, menjadi guru itu hartanya banyak karena seorang guru itu menyebarkan ilmu ke banyak orang. Dan setelah engkau mampu mandiri, engkau tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban atas harta yang telah engkau peroleh. Tidak segan engkau keluarkan zakat ataupun infak darinya. Engkau biayai sendiri segala perjalanan dakwah yang engkau lakukan. Engkau laksanakan prinsip Adaaul waajibatil maaliyah, yaitu melaksanakan kewajiban terhadap harta. Wahai guruku yang kucinta, semoga perjalanan mendidik umat yang engkau jalani diliputi berkah.
Guruku…

Dari semua ilmu yang kuperoleh tentang ukhuwah, dari engkaulah aku dapat melihat secara nyata bentuk pengamalannya. “Tolonglah saudaramu, baik ia sebagai yang menzhalimi (maksudnya: kita menahannya dari berbuat zhalim) atau dizhalimi”. Ketika adik kandungmu pernah berbuat dzalim terhadap salah seorang warga kampung sekitar rumah tinggalmu, engkau ingatkan ia dengan penuh kesabaran. Engkau bersabar juga dalam mendoakan orang-orang terdekatmu di sujud sholat malammu yang panjang. “Sesungguhnya Engkau tahu, bahwa hati ini tlah terpadu, bersatu dalam naungan cinta-Mu…… Bersatu dalam ketaqwaan……” Karena doa ketika tidak saling bersama dan ketika berpisah itu mustajab.

Bukti nyata ukhuwah lain yang membuktikan baiknya interaksimu terhadap sesama adalah engkau sangat tidak suka jika saudaramu seperjuangan dalam bahaya dan bersegera berbuat untuk menyelamatkan saudaramu dari bahaya. Tak henti, engkau senantiasa ingatkan teman-temanmu yang sama-sama terjun di parlemen tentang bahaya dunia. Engkau berani berkorban demi kebahagiaan saudaramu. Pernah suatu kali engkau belikan angkot kepada mantan driver pribadimu demi menghormati dan membahagiakannya. Engkau tempatkan cinta di atas semua aktivitas yang engkau jalani. Engkau hargai dan tempatkan orang lain secara seimbang. Ketika engkau jumpai dari teman seperjuanganmu butuh untuk di-ishlah, engkau sampaikan ishlah secara hemat dan tidak ada kesan menggurui.
Guruku…

Tak akan habis jika aku tuliskan semua kebaikanmu, insyaAllah dengan caraku, aku akan mencoba mengambil teladan darimu. Sepeninggalmu membekas kerinduan yang sangat dalam di hatiku. Kerinduan yang senantiasa hadir di setiap cita dan langkah hidupku.
*****
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/06/15/telaga-cinta-sang-guru-mengalirkan-cita-dan-rindu--569106.html

Orang Mukmin Itu Selalu Muhasabah Dirinya

Orang Mukmin itu selalu mengurusi jiwanya. Ia mengevaluasi dirinya karena Allah. Hisab pada hari kiamat menjadi amat ringan bagi orang-orang yang melakukan perhitungan terhadap dirinya di dunia 
Rasulullah Saw. bersabda, "Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Dan, orang yang lemah adalah orang yang mengikuti nafsunya seraya berangan-angan kepada Allah." (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia menyatakan hadits hasan)
Allah telah menetapkan perjalanan hidup yang seharusnya ditempuh manusia di dunia. Dia juga telah menetapkan tujuan yang semestinya dicapai manusia. Dan, kesuksesan seseorang diukur dengan hasil akhirnya. Allah Swt. menegaskan,"Setiap jiwa akan merasakan mati. Maka siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga sungguh ia telah beruntung. Dan, tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesesenangan tipuan." (Q.S. Ali Imran [3]: 185) 
Tentu saja hal itu terjadi di hari akhirat. Sehingga, seseorang tidak dapat menunggu yang akan didapatkan di akhirat untuk kemudian melakukan perbaikan (di dunia) karena itu merupakan hasil akhir. Dan, kesempatan untuk mengubah dan kembali sudah tidak ada lagi. Karena, hasil apa pun yang diperoleh pada hari akhirat adalah balasan atas yang dilakukan selama hidup di dunia. Masa beramal sudah usai dan hari akhirat adalah masa menerima balasan. Allah berfirman:
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (Q.S. Al-Zalzalah [99]: 7-8)
Allah Swt. berfirman pula, "Dan carilah (kehidupan) negri akhirat pada apa yang Allah berikan kepadamu dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah melakukan kerusakan di bumi sesungguhnya Allah tidak suka kepada para perusak." (Q.S. Al-Qashash [28]: 77)
Dengan ayat tersebut, Allah memerintahkan kita untuk menjadikan kehidupan dunia sebagai alat untuk mencapai kehidupan akhirat yang bahagia. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi kita yang menginginkan kehidupan bahagia hakiki di hari setelah kematain kelak selain melaksanakan yang disabdakan Rasulullah Saw. itu. Dan, itulah orang yang cerdas. "Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk menghadapi setelah kematian. Dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti nafsunya seraya berangan-angan kepada Allah."
Bisa dimengerti jika Rasulullah Saw. menyebut orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan berjuang untuk membangun kehidupan setelah kematian sebagai orang yang cerdas. Karena, orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu adalah orang yang akalnya merdeka. Dia mampu mengambil hal terbaik dari segala yang dia jalanai dalam kehidupan. Akalnya difungsikan secara baik dalam menilai baik dan buruk. Fikirannya digunakan untuk mentafakuri ayat-ayat Allah baik yang bersifat kauniyyah maupun qauliyyah, sebagaimana digambarkan oleh-Nya:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka'." (Q.S. Ali Imran [3]: 190-191)
Dan, dapat difahami pula bila Rasulullah Saw. menyebut orang yang berbuat untuk menghadapi kehidupan setelah kemataian sebagai orang yang cerdas. Karena, orang ini berjalan dan bekerja dalam hidupnya dengan berpegang pada orientasi ke depan yang jauh. Tidak hanya berfikir dan berorientasi pada masa yang pendek. Dia mengukur dirinya dan segala yang akan dilakukannya dengan takaran target yang ingin dicapai. Ia selalu bertanya dalam dirinya saat akan melakukan suatau pekerjaan atau melampiaskan kesenangan, "Adakah hal ini mendekatkan saya ke surga atau menjauhkan saya darinya?"
Sedangkan, orang lemah tak berdaya bertekuk lutut dalam penguasaan hawa nafsu. Dan, dia hanya berangan-angan bahwa Allah akan meberinya sesuatu yang indah dan menyenangkan, tanpa beramal dan berjuang.
Di sinilah arti penting muhasabah. Muhahasabah adalah evaluasi terhadap diri sendiri dan menghitung-hitung yang sudah dan yang belum dilakukan. Muhasabah adalah upaya koreksi atau pelurusan terhadap diri kita agar senantiasa berada di jalan yang diridoi oleh Allah Swt. 
Seorang yang beriman bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Bukan pula yang tidak pernah mengalami penyimpangan dalam hidupnya. Melainkan, orang yang apabila melakukan kesalahan dan mengalami penyimpangan bersegera melakukan perbaikan dan meluruskan arah. Allah Swt. berfirman:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (Q.S. Ali Imran [3]: 135)
Ibarat pilot, dalam satu rute penerbangan ia sangat mungkin melakukan kesalahan. Itu tidak masalah selama dia memiliki tiga hal; rute dan tujuan perjalanan, kompas pemandu, dan selalu kembali dari waktu ke waktu.
Umar bin Khattab mengatakan, "Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum dihisab (oleh Allah di hari akhirat), dan timbanglah diri kalian sebelum ditimbang (oleh Allah pada hari akhirat). Karena kalian akan lebih baik melakukan hisab hari ini dari pada dihisab kelak. Berhiaslah untuk hari perhitungan terbesar di mana kalian ditampilkan dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari diri kalian." 
Imam Ahmad meriwayatkan dari Wahb, dia menyatakan bahwa di dalam hikmah Nabi Dawud a.s. tertulis, "Hak bagi orang berakal ialah tidak lalai terhadap empat waktu/momentum. Satu waktu ia bermunajat kepada Tuhannya. Satu waktu ia memuhasabah jiwanya. Satu waktu ia bergaul dengan teman-temannya yang menjelaskan aib-aibnya dan meluruskan jiwanya. Dan satu waktu ia menyepi antara jiwanya dengan kelezatannya memikikirkan yang halal dan yang menjadikan jiwanya terlihat indah." (Kumpulan Tulisan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Iqbal kadir, Penerbit Buku Islam Rahmatan, Jakarta). 
Al-Hasan berkata, "Orang Mukmin itu selalu mengurusi jiwanya. Ia mengevaluasi dirinya karena Allah. Hisab pada hari kiamat menjadi amat ringan bagi orang-orang yang melakukan perhitungan terhadap dirinya di dunia. Dan hisab tersebut menjadi amat sulit bagi orang-orang yang menjalani hidup ini tanpa evaluasi di dalamnya." Allahu a'lam.
*http://www.islamedia.web.id/2013/06/orang-mukmin-itu-selalu-muhasabah.html

Sinergitas Pikiran, Hati, dan Akhlak menuju Indonesia Bermartabat

Di zaman yang serba canggih, membuat setiap orang mampu mengekspresikan dirinya secara bebas. Di dalam Islam, tidak ada yang namanya bebas. Setiap orang tetap diikat oleh suatu pedoman yang telah diturunkan kepada orang pilihan. Pedoman tersebut telah paten, tidak diragukan, dan terbukti kebenarannya sejak 14 abad silam, yaitu Al-Quran.
Meski demikian, masih banyak orang yang mengaku beragama Islam tapi perilakunya tidak mencerminkan keislamannya. Kita soroti misalnya bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Masih banyak kasus-kasus yang telah mencoreng nama Islam itu sendiri. Seperti misal kasus korupsi yang telah menjamur di mana-mana. Yang mana pelakunya adalah mengaku orang Islam, meski mayoritasnya dikatakan Islam Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Korupsi merupakan perkara yang akan merugikan banyak orang. Zalim terhadap pihak-pihak yang tidak berdosa. Keberadaannya pun menjadi musuh yang akan menandingi kehadiran setan. Menggunakan sesuatu yang bukan menjadi haknya. Betapa banyak para musuh Allah yang menertawakan perilaku yang dilakukan oleh manusia yang telah menzalimi manusia lainnya itu. Dikemanakan hati yang Allah berikan itu? Apakah saat ini mereka menggunakan pikiran-pikiran manusiawi yang kebanyakan bertolak belakang dengan hati nurani? Jawabannya akan terletak pada subjektifitas masing-masing orang. Akan tetapi, saya yakin bahwa pikiranlah yang telah menjadi penentu keputusan dari para koruptor tersebut.
Sebagaimana Hadis Qudsi yang diriwayatkan Imam Bukhari: “Sabda Rasulullah SAW: “Dia Allah berfirman: “Aku bersama prasangka hamba-Ku, dan Aku Bersamanya ketika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat atau menyebutku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam DzatKu, jika ia mengingatKu, ditempat yang ramai, maka Aku mengingatnya ditempat yang lebih ramai”. [4]
Dalam hadis di atas disebutkan bahwa Allah bersama orang yang mengingat-Nya. Hal ini memperjelas bahwa para koruptor tidak menghadirkan Allah dalam pikirannya. Secara subjektif menyimpulkan bahwa pikiranlah yang telah mempengaruhi akan tetapi pikiran itu tidak disertai dengan mengingat Allah. Sehingga output yang dihasilkannya pun jauh dari ridha Allah. Hal yang ingin saya tekankan adalah pentingnya kehati-hatian kita terhadap pikiran yang telah dianugerahkan kepada manusia. Ini pulalah yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan akal pikiran yang harus dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk menghindari dari hal di atas, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan selalu mengingat Allah dalam pikiran kita. Mengingat Allah (Dzikrullah) adalah senantiasa menghadirkan hati bersama Allah dan melepaskan diri dari kelalaian, karena bila kita senantiasa mengingat Allah maka Allah akan senantiasa mengingat kita. Sebagaimana difirmankan dalam Surat Al Baqarah ayat 152 yang berbunyi:
Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula kepadamu) dan bersyukurlah kamu kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” [5]
Kembali lagi terhadap kasus korupsi, dalam menciptakan Indonesia bebas korupsi nilai-nilai ketuhanan yang diajarkan Islam senantiasa harus diaplikasikan menjadi sebuah kebiasaan. Betapa jelas Allah menerangkan dalam firmannya, bahwasanya kita diberikan petunjuk untuk selalu mengingat-Nya dalam berbagai keadaan. 
Dalam Surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka
Pikiran yang terkoneksi dengan Allah tidak akan menghasilkan suatu keputusan pun yang jauh dari apa yang disampaikan-Nya kepada para utusan Allah terdahulu. Kita mampu berpikir secara rasional yang akhirnya akan berdampak terhadap hati. Sistem pengambilan keputusan manusia pun didasari dua hal tersebut. Yaitu melalui hati dan pikiran. Apabila pikiran sudah tidak rasional dan tidak menjadi rujukan untuk mengambil suatu keputusan, maka hati nurani yang menjadi andalan. Akan tetapi, hati pun tidak akan terlepas dari apa yang kita pikirkan. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firmannya yang intinya apabila pikiran kita selalu mengingat Allah maka ketentraman hati yang akan kita dapatkan.
Dari hal di atas, Allah senantiasa memberikan pembelajaran bahwasanya pikiran dan hati tidak dapat dilepaskan. Apabila akal manusia sudah tidak memiliki ikatan dengan Allah, maka hati pun akan hilang koneksi dengan Sang Maha Pembolak-balik hati, begitu pula dengan sebaliknya. Oleh karena itu perlu adanya kehati-hatian dalam mempergunakan pikiran. Apalagi bila sudah menyangkut ke dalam masalah hati. Ketentraman yang berasal dari hati akan mempengaruhi terhadap apa-apa yang dihidupi oleh hati. Maksudnya hal tersebut terjelaskan oleh  sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh An Nu’man bin Basyiir – Mustafaqu alaih bahwa di dalam jasad manusia itu ada sepotong daging, tatkala sepotong daging itu baik, baiklah jasad keseluruhannya dan tatkala rusak (sepotong daging itu), maka rusaklah jasad keseluruhannya. Ingatlah bahwa itu adalah hati. Subhanallah.
Betapa rincinya peringatan dan petunjuk yang Allah berikan. Tinggal yang menjadi permasalahannya, kita sebagai manusia sulit untuk memahami apa yang sudah Allah tunjukan kepada kita. Dari hadis di atas pun kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa kaitannya pikiran dan hati akan mempengaruhi setiap tindakan kita. Akhlak yang baik itu berasal dari hati yang baik. Dari situlah akan muncul sumber daya manusia yang handal. Membawa suatu harapan yang cerah untuk membawa panji Islam kembali dalam kejayaannya. Apalagi untuk menciptakan Indonesia yang bermartabat sudah barang tentu bukan menjadi kendala.
Dari tiga penjelasan tersebut dapat diambil benang merah bahwa pikiran yang dianugerahkan secara gratis dari Allah ini perlu dikontrol dan dipelihara. Cara memelihara yang paling efektif adalah dengan selalu mempergunakannya untuk mengingat Allah. Hal ini dimaksudkan agar pikiran membawa dampak yang positif terhadap ketentraman hati. Apabila hati sudah tentram, apapun permasalahan hidup yang menghampiri kita mampu kita atasi (Insya Allah). Sedangkan hati inilah yang menjadi penentu baik atau buruknya jasad kelakuan diri kita.
Secara teori pikiran ini akan menarik apa-apa yang kita pikirkan. Pikiran-pikiran memancarkan sinyal magnetis yang menarik hal serupa kembali kepada kita. Ibaratnya pikiran itu seperti sebuah magnet. Jikalau dunia yang selalu dalam pikiran kita, maka kita hanya akan mendapatkan dunia saja. Sedangkan apabila akhirat menjadi pikiran kita, Insya Allah dunia seisinya dan akhirat menjadi tebusan atas apa yang kita lakukan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang ditulis Rhonda Byrne dalam bukunya yang berjudul “The Secret” yang menjelaskan tentang dasyatnya fungsi pikiran yang menerapkan konsep The Law of Attraction.
Inilah yang menjadi pusat perhatian kita apabila ingin menjadikan Indonesia Bermartabat yang berlandaskan Iman dan Taqwa. Kita harus mampu menyentuh pikiran-pikiran yang perlu dilakukan pencerdasan. Dengan begitu, kapasitas pemikiran itu akan menjadikan Allah sebagai tujuannya. Insya Allah Indonesia memiliki harapan besar dan Indonesia bisa mewujudkannya. Tidak ada yang diharapkan selain Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah Pencipta Alam Semesta
*****
Sumber:
*http://www.dakwatuna.com/2013/06/10/34858/sinergitas-pikiran-hati-dan-akhlak-menuju-indonesia-bermartabat/#ixzz2Vmx9kcLn

Spirit Perang Mu'tah Dalam Jihad Siyasi

Oleh: Sang Purnama (Kompasianer)

Pertempuran Mu'tah (bahasa Arab: معركة مؤتة , غزوة مؤتة) terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah), dekat kampung yang bernama Mu'tah, di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak, antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dikirim oleh Nabi Muhammad dan tentara Kekaisaran Romawi Timur (Bashra)

Dalam catatan sejarah, sesungguhnya ada yang tidak lazim dari perang tersebut, yang berbeda dengan peperangan lain pada masa Rasulullah S.A.W. Apakah yang tidak lazim dari perang tersebut?

Yang tidak lazim dari perang ini adalah, saat itu Rasul mengangkat komandan perang hingga berjumlah 3 orang, berbeda dengan peperangan yang lain, Rasulullah biasanya hanya menunjuk satu orang Sahabat sebagai komandan perang atau beliau sendiri yang langsung memimpinnya.

Di depan barisan pasukan kaum Muslimin, Rasulullah berpesan:
"Amirukum Zaidun (Zaid bin Haritsah). Fain qulita Zaidun, amirukum Jakfar (jika Zaid terbunuh: Jakfar bin Abu Thalib). Fain qutila Jakfar, Abdullah bin Rawahah".

Hal ini menandakan peperangan akan berlangsung sangat seru dan ketiga komandan akan menemui syahid sebagai syuhada, serta adanya isyarat pentingnya kepemimpinan itu...

Perang Mu'tah terjadi dengan kekuatan yang tidak seimbang, dimana pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 3.000 orang harus melawan pasukan gabungan kaum Kafirin dan Romawi dengan jumlah 200.000 orang.

Pesan Rasulullah kepada barisan tentara Muslimin saat itu:
  1. Berperanglah dengan menyebut nama Alloh
  2. Dan berjihad fi Sabilillah
  3. Perangilah siapa saja yang mengingkari Allah
Pada saat pasukan kaum Muslimin berangkat menuju medan perang, tidak ada dari tentara kaum Muslimin yang berwajah murung, apalagi takut dan gelisah. Tidak, mereka berangkat dengan wajah yang berseri-seri. Mereka menyadari sepenuhnya, ketika mereka membela kebenaran, maka Alloh janjikan kepada merekahusnayain (2 kebaikan).
Kebaikan itu adalah:
  1. Bila mereka gugur, maka akan dicatat sebagai mati syahid, dan hal ini berarti masuk surga
  2. Bila menang, mendapatkan kejayaan Islam.
Akan tetapi, di sela-sela pasukan kaum Muslimin ada salah seorang sahabat yang menangis. Ternyata dia adalah Abdullah ibn Rawahah (komandan ke 3). Seorang sahabat bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?"

Abdullah ibnu Rawahah menjawab: "Demi Alloh aku menangis bukan karena berat meninggalkan dunia dan bukan pula keluarga tetapi karena ingat ketilka Rasulullah membaca al-Qur'an".
"Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan". (Q.S. Maryam: 71)

Ayat ini mengisyaratkan tiap manusia pasti akan singgah di neraka. Meski ayat ini tidak layak ditujukan kepada para Sahabat, tetapi karena ketinggian imannya beliau khawatir bila ayat itu berlaku untuk dirinya.
Luar biasa, inilah cerminan dari kerendahan hati dan dalamnya iman dari seorang Sahabat Nabi...
---
Singkat cerita, perang berkecamuk demikian hebatnya...
Hingga ke-3 orang sahabat yang ditunjuk oleh Rasulullah sebagai komandan perang-pun menemui syahid di medan perang, dan... Rasulullah-pun tidak menunjuk pengganti mereka. Maka di saat-saat terjadinya kekosongan kepemimpinan tersebut (keadan ini sangat membahayakan pasukan kaum Muslimin), tiba-tiba tampillah sosok pemuda yang namanya belum pernah disebut dalam sejarah sebelumnya, dialah Tsabit ibn Arqom.

Melihat keadaan pasukan tanpa komandan, Tsabit ibn Arqom berlari ke sana kemari dan berputar-putar mengelilingi pasukan kaum Muslimin sambil membawa bendera perang, seraya berkata: "Wahai kaum muslimin kalian harus bermusyawarah". Pasukan kaum Muslimin-pun menyahut: "Amirunaa anta". Tsabit ibn Arqom tertegun, sebelum ia menjawab: "Sungguh aku tidak pantas untuk ini".

Melihat kondisi yang semakin genting, maka Tsabit-pun mengangkat tinggi-tinggi bendera panji perang, sampai pada akhirnya pasukan kaum Muslimin mempercayakan kepemimpinan pasukan perang kepada "Saifulloh - Pedang Allah", dialah Khalid ibn Walid.

Khalid bin Walid pun akhirnya memimpin peperangan yang tidak seimbang tersebut dengan strategi yang sangat cemerlang, strategi yang belum pernah diterapkan dalam medan pertempuran apapun sebelumnya.

Untuk menyiasati minimnya jumlah pasukan kaum Muslimin, Khalid ibn Walid menerapkan formasi pasukan yang senantiasa berubah-ubah. Pasukan yang berada di depan kemudian ditukar dengan pasukan yang sebelumnya berada pada posisi belakang. Dan pasukan yang ada pada sayap kiri ditukar formasinya dengan pasukan yang sebelumnya berjaga di sayap kanan. Akibat tindakan ini, pasukan kafir memandang seakan-akan jumlah pasukan kaum Muslimin bertambah banyak dan bertambah banyak, dan tiap pasukan Kafirin seakan-akan tengah menghadapi lawan yang senantiasa baru (berubah-ubah).

Di samping itu, guna mengelabuhi dan upaya untuk menggentarkan pasukan lawan, Khalid ibn Walid mengambil sepotong pelepah kurma kemudian diikat di belakang kudanya dan ditariknya berputar-putar hingga debu-debu-pun berterbangan. Pasukan lawan semakin kalud, dan mereka-pun mengira bala bantuan pasukan kaum Muslimin kembali berdatangan dengan jumlah yang sangat banyak. Dan akhirnya terjadi kekacauan pada pasukan lawan, hingga mereka surut ke belakang dan menjadi tidak terkendali lagi.

Akhir cerita, meskipun peperangan yang sesungguhnya tidak seimbang itu-pun tidak ada pihak yang kalah maupun yang menang, namun kerugian yang ditanggung oleh pihak pasukan lawan sangatlah besar. Dalam perang Mu'tah tersebut, tercatat 12 Sahabat menemui Syahid termasuk 3 orang Komandan perang: Zaid bin Haritsah, Jakfar bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Sedangkan jumlah pasukan yang tewas di kalangan pasukan lawan sangatlah banyak, hingga tidak dapat dipastikan jumlahnya.

Dalam hal konteks kekinian, perang secara fisik tidaklah berlaku di Indonesia karena tidak ada musuh yang harus dihadapi secara fisi, sebagaiman pada zaman Rasulullah. Akan tetapi, perang secara ideologi dan pemikiran senantiasa tetap terjadi dan akan terus terjadi.

Perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan tidaklah pernah surut oleh perubahan zaman. Perjuangan dakwah melalui partai politik adalah model perubahan dari perang secara fisik menjadi perang ideologi dan strategi politik dalam menyejahterakan dan melayani rakyat. Untuk hal ini kita sebut sebagai "Jihad Siyasi", atau jihad melalui perjuangan partai politik.

Dalam konteks Jihad Siyasi, pesan dan pembelajaran yang dapat kita ambil dari perang Mu'tah ini adalah adanya tugas bagi seorang kader partai untuk berjuang merebut "Kursi Dewan" dari mereka-mereka yang tidak setuju dengan pandangan politik kita, perjuangan itu membutuhkan semangat dan gelora jihad yang tinggi. Meskipun jumlah lawan-lawan politik sangatlah banyak, maka dengan keyakinan akan datanganya pertolongan Allah S.W.T., insyaa Alloh kemenangan-pun dapat kita raih dengan seizin-Nya.

Lantas, apa saja yang harus kita perhatikan dalam "Jihad Siyasi" ini, agar kemenangan itu datang?

Berikut di antaranya beberapa syarat yang harus dipegang oleh para Kader-kader partai dalam menempuh perjuangan partainya:
  1. Mulai aktivitas berpartai dengan niatan yang lurus dan tulus karena Allah. Di sini, kita harus melepaskan segala kepentingan individu dan kelompok. Dengan memurnikan niat untuk berdakwah melalui parlemen karena mengharap keridlaan Allah S.W.T, sesungguhnya akan menghadirkan energi positif yang luar-biasa, serta adanya pertolongan Allah dari arah yang tidak disangka-sangka.
  2. Setiap kader partai harus siap dalam keadaan bersih, bersih jiwa dan hartanya dengan menatap perjuangan dengan wajah berseri-seri penuh optimistik, serta yakin akan datangnya kemenangan
  3. Bahwa kepemimpinan itu tidak boleh dipegang oleh orang-orang yang Zalim dan mereka yang korup, karenanya seorang kader partai harus siap merebut dari tangan mereka
  4. Kepemimpinan dalam sebuah partai tidak boleh dibiarkan kosong, ketika terjadi kekosongan harus ada peran aktif dari kader untuk mengisinya dengan cara yang ahsan dan senantiasa melakukan perbaikan ketika melihat celah dan munculnya kelemahan
  5. Dalam memenangkan pertarungan politik harus dengan strategi yang cerdas dan jitu, sebagaimana strategi Khalid ibn Walid, yang selalu sukses dalam memimpin setiap peperangan
  6. Yakinlah bawwa yang berkuasa atas hati manusia adalah Allah, karenanya seorang kader harus selalu dekat dengan Sang Khaliq dan tidak akan berhenti meminta pertolongan hingga kemenangan itu datang
  7. Ketika kemenangan telah diraih, jangan sampai seorang kader terjebak dalam ketakaburan dan kesombongan. Ketika kemenangan itu datang, maka bertasbihlah dengan mensucikan nama Tuhan-mu dan mintalah ampunan dengan segala kerendahan hatimu...
----
Artikel ini ditulis untuk Kader Partai, khusunya Kader Partai Islam...
  • Amanah ummat ada di pundak kalian, jangan lalai dan jangan lemah...
  • Segera bangkit dan angkat tinggi-tinggi panji-panji perjuangan kalian...
  • Untuk kejayaan Negeri Indonesia...
  • Untuk kejayaan Umat... dan
  • Untuk kejayaan Bangsa...!!!

Semoga bermanfaat... :)

*****