Senin, 21 September 2015

Inilah yang Terjadi pada Tubuh Apabila Mengalami Obesitas

KlikDokter.com - Ketika seseorang mengalami obesitas, sel lemak tubuh dapat mengalami peningkatan dari segi ukuran maupun jumlah. Obesitas digolongkan menjadi dua jenis yaitu hipertrofik dan hiperseluler. Obesitas hipertrofik ditandai dengan membesarnya sel lemak normal, yang merupakan ciri khas obesitas sentral (secara awam dikenal dengan perut buncit). Biasanya obesitas hipertrofik dimulai pada usia dewasa karena terkait dengan peningkatan risiko kardiovaskular. Namun demikian, obesitas hipertrofik memberi respons lebih cepat terhadap usaha penurunan berat badan. Sementara itu, obesitas hiperseluler umumnya tidak hanya terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi juga ditemukan pada dewasa yang mengalami obesitas berat. Selain itu, pasien dengan obesitas hiperseluler cenderung lebih mengalami kesulitan menurunkan berat badan dengan cara nonbedah. Ambang Batas Obesitas Definisi WHO untuk kegemukan adalah: BMI ≥ 25 sebagai kelebihan berat badan, dan BMI ≥ 30 sebagai obesitas. Sementara di Indonesia, Departemen Kesehatan memodifikasi batas ambang tersebut berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian pada beberapa negara berkembang. Kategori Indeks Massa Tubuh Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (kg) IMT = ------------------------------------------------------- Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Dan berikut ini konsekuensi yang didapat dari kondisi kegemukan. Selengkapnya di halaman selanjutnya. Keluhan Penderita Obesitas Pada umumnya, penderita obesitas mengeluhkan masalah berat badan, kesulitan beraktivitas, atau kegagalan berulang dalam usaha mencapai berat badan normal. Selain itu penderita obesitas juga memiliki gangguan makan seperti kecenderungan makan sebanyak-banyaknya, selalu merasa kurang kenyang atau selalu mencari makanan, hingga Night Eating Syndrome (ketika seseorang makan lebih banyak setelah lewat waktu makan malam dan kesulitan tidur kecuali ia telah makan). Selain gangguan makan, sering kali mereka juga mengeluhkan gejala terkait penyakit akibat obesitas, antara lain: Pernapasan: Obstructive sleep apnea (OSA), yang bergejala mendengkur saat tidur atau henti napas saat tidur; peningkatan infeksi saluran napas; asma bronkial; sindroma hipoventilasi Keganasan (kanker): Obesitas meningkatkan kemunculan kanker endometrium, prostat, usus besar, payudara, kantong empedu, dan paru Psikologis: Stigma sosial, depresi Jantung dan pembuluh darah: Penyumbatan pembuluh darah arteri koroner, hipertensi esensial, pembesaran jantung, kardiomiopati, dan hipertensi pulmonal Sistem saraf pusat: Stroke, hipertensi intrakranial idiopatik, dan meralgia paresthetica Kehamilan: Hipertensi terkait kehamilan, makrosomia janin, dan distosia panggul Saluran pencernaan dan hati: Penyakit kantong empedu, perlemakan hati, dan refluks esofagitis Ortopedi: Radang sendi, sakit pinggang kronis Metabolisme: Diabetes melitus tipe 2, pradiabetes, sindrom metabolik, dan peningkatan kadar kolesterol Reproduksi: Pada wanita di antaranya anovulasi, pubertas dini, infertilitas, hiperandrogenisme, dan sindroma ovarium polikistik (PCOS). Pada pria termasuk hipogonadisme hipogonadotropik Kulit: Intertrigo (bakteri dan/atau jamur), peningkatan risiko untuk selulitis dan bisul Ekstremitas: Varises vena, vena ekstremitas bawah dan/atau edema limfatik Ketika dewasa, anak yang mengalami obesitas juga memiliki peningkatan obesitas dewasa, kematian dini, dan kecacatan. Di samping peningkatan risiko di masa depan, anak yang obesitas juga dapat mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, awal penyakit jantung dan pembuluh darah, resistensi insulin, serta dampak psikologis. Selain itu, penderita obesitas juga mengalami kesulitan dalam mobilisasi dan menjaga kebersihan pribadi. Keluhan-keluhan di atas membutuhkan evaluasi lanjutan dari tenaga medis profesional agar dapat dilakukan tata laksana yang tepat dan diperoleh kualitas hidup yang baik. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

Mengapa Bisa Terjadi Obesitas?

Ancaman obesitas terhadap kesehatan tidaklah main-main. Baca lebih lanjut mengenai prevalensi obesitas serta penyebabnya di sini. KlikDokter.com - Obesitas adalah suatu kondisi yang kompleks, memiliki dimensi sosial dan psikologi yang serius, mempengaruhi hampir semua usia dan strata sosial-ekonomi, serta mengancam – baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut WHO, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014. Pada tahun 2014 terdapat lebih dari 1,9 miliar orang dewasa (di atas 18 tahun) mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dunia dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan) mengalami obesitas pada tahun 2014. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut data Riskesdas 2013, secara nasional, prevalensi obesitas sentral adalah 26.6 persen, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%). Obesitas sentral merupakan faktor risiko beberapa penyakit kronis seperti diabetes melitus, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, kanker, serta radang sendi. Dikatakan obesitas sentral apabila laki-laki memiliki lingkar perut >90 cm, sementara perempuan dengan lingkar perut >80 cm. Menurut pengukuran indeks massa tubuh (IMT), batas ambang IMT di Indonesia adalah sebagai berikut: Kategori Indeks Massa Tubuh Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (kg) IMT = ------------------------------------------------------- Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Penyebab Obesitas Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Menurut Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, situasi konsumsi pangan Indonesia berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan 2009 menunjukkan bahwa konsumsi padi-padian, minyak, dan mineral sudah melebihi batas anjuran. Namun penyebab obesitas jauh lebih kompleks dari sekadar ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi. Meskipun pandangan ini dapat menyederhanakan berbagai mekanisme terjadinya obesitas, namun obesitas jauh lebih dari sekedar hasil dari makan terlalu banyak dan/atau berolahraga terlalu sedikit. Lalu faktor apa saja yang menyebabkan obesitas? Halaman berikut penjelasan selengkapnya: Beberapa faktor yang diyakini terlibat dalam terjadinya obesitas antara lain: Faktor genetik Secara medis, obesitas dikategorikan sebagai suatu sindrom. Diketahui lebih dari 350 gen atau penanda gen berkaitan dan berkontribusi terhadap obesitas. Kecenderungan genetik seseorang untuk mengalami obesitas tidak berarti bahwa obesitas tidak dapat dihindari, karena dibutuhkan pula pemicu berupa faktor lingkungan untuk ekspresi potensi genetik obesitas tersebut. Faktor tersebut antara lain diet, olahraga, penyakit metabolik dan endokrin, serta obat-obatan. Tingkat aktivitas Aktivitas fisik yang dimaksud di sini adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Faktor endokrin dan metabolik Penyakit tiroid umum ditemukan pada penderita obesitas. Maka sebaiknya dilakukan pula pemeriksaan hormon tiroid sebelum dilakukan program penurunan berat badan. Keberadaan penyakit tiroid dapat menyulitkan pasien untuk menurunkan berat badan. Contoh penyakit endokrin lain adalah sindrom Cushing dan insulinoma. Kebiasaan diet Secara garis besar, mekanisme obesitas yang diketahui saat ini adalah peningkatan asupan makanan (terutama yang tinggi lemak), serta perbedaan kemampuan tubuh antar individu dalam mengoksidasi lemak dan menyimpan kelebihan lemak dalam tubuh. Kurangnya perhatian dan waktu untuk menyiapkan makanan di rumah juga dapat meningkatkan konsumsi makanan siap saji yang tinggi kadar lemak, sehingga berkontribusi pada obesitas. Stres emosional Depresi dikaitkan dengan peningkatan berat badan pada 10-20% kasus obesitas. Pada beberapa kasus, obesitas juga terkait dengan trauma atau kejadian emosional bermakna pada kehidupan pasien. Riwayat diabetes gestasional. Bayi dengan berat badan lahir yang tinggi, dan terutama mereka yang ibunya menderita diabetes gestasional, akan memiliki peningkatan risiko obesitas. Secara garis besar, penurunan angka obesitas dapat dilakukan dengan perubahan pola makan dan aktivitas fisik dalam lingkup individu dan lingkup masyarakat. Tentunya hal ini membutuhkan dukungan dari pemerintah berupa perbaikan sektor kesehatan, pertanian, dan transportasi; perencanaan kota dan lingkungan; pengolahan makanan, distribusi, dan pemasaran; serta pendidikan bagi masyarakat. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

Tangani Rematik dengan Konsumsi Kunyit

Pemanfaatan kunyit sebagai obat telah lama dilakukan, salah satunya adalah untuk mengatasi rematik. KlikDokter.com – Kurkumin, pigmen kuning dari kunyit, telah lama digunakan untuk tujuan kesehatan dalam pengobatan Cina dan Ayurvedic. Di antaranya untuk kondisi: pencernaan dan hati, kesulitan menstruasi, sakit gigi, Bahkan banyak yang mengatakan bahwa kunyit juga manjur untuk mengatasi rematik. Apakah itu benar? Jika ya, bagaimana dengan mekanisme kerjanya? Halaman berikut penjelasannya: Para ilmuwan dari University of Arizona College of Medicine menyatakan bahwa kunyit dapat membantu mengatasi penyakit rheumatoid arthritis dan osteoporosis. Itu terjadi karena ekstrak kurkuminoid yang ada pada kunyit mampu menghambat faktor NF-KB pada sendi. Ketika diaktifkan, faktor NF-KB bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sendi. Oleh sebab itu, kunyit dapat membantu menurunkan rasa sakit dan pembengkakan, meningkatkan mobilitas sendi, serta mencegah keropos tulang. Kurkumin juga dikenal sebagai antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari serangan radikal bebas. Perlu diketahui, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan penurunan sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya menimbulkan infeksi, penyakit degeneratif, dan kanker. Dengan demikian, antioksidan seperti kurkumin memainkan peran kunci untuk menangani radang sendi dan juga dapat membantu untuk mencegahnya. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

Kamis, 17 September 2015

Cara Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi Secara Alami!

Cara cepat menurunkan kolesterol bisa Anda dapatkan dengan mudah melalui pembahasan dalam artikel ini. Tak sedikit orang yang meninggal akibat ancaman kolesterol tinggi dalam darah. Apa sih yang dimaksud kolesterol? Kolesterol merupakan sebuah metabolit yang memiliki kandungan lemak sterol yang dapat ditemukan dalam membran sel. Sebenarnya, kolesterol sendiri diperlukan oleh tubuh untuk membangun dinding sel, dan juga berperan dalam pembuatan hormon. Akan tetapi, yang jadi permasalahannya adalah kadar kolesterol yang melebihi batas normal dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit kronis. Cara Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi cara-cepat-menurunkan-kolesterol-tinggi-secara-alami Apa yang menyebabkan kadar kolesterol meningkat dalam darah? Ya, seseorang dengan pola hidup dan pola makan yang tidak terkendali bisa menyebabkan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Faktor terpenting yang menyebabkan tingginya kadar kolesterol adalah makanan yang mengandung lemak jahat. Seperti kita ketahui, saat ini banyak sekali makanan cepat saji yang dipilih kebanyakan orang untuk dikonsumsi di sela-sela kesibukannya. Oleh karena itulah, konsumsi makanan cepat saji atau makanan yang mengandung lemak jenuh secara berlebihan bisa menyebabkan tingginya kolesterol dalam darah. Lalu, adakah cara cepat menurunkan kolesterol tinggi? Cara Cepat Menurunkan Kolesterol Secara Alami Nah, bagi Anda yang merasa memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh, sebelum mengakibatkan berbagai penyakit kronis yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan cara untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi dengan cara alami. Adapun cara cepat menurunkan kolesterol secara alami berikut ini: 1. Alpukat Siapa yang tak kenal buah yang rasanya lezat ini? Buah yang tak hanya memiliki rasa yang lezat dan enak ini juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. Alpukat merupakan buah yang mengandung lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh. 2. Delima Tak hanya alpukat, buah delima merah ini bisa Anda konsumsi untuk membantu menurunkan kolesterol secara alami. Selain itu, delima juga dapat membantu mengurangi plak arteri dengan meningkatkan oksida nitrat di dalam tubuh. 3. Perbanyak konsumsi sayuran Cara untuk menurunkan kadar kolesterol secara alami berikutnya adalah dengan memperbanyak konsumsi sayuran. Sayuran memiliki kandungan serat dan juga antioksidan tinggi yang baik bagi tubuh. Antioksidan yang terkandung dalam sayuran berupa betakaroten, Vitamin A, Vitamin C dan juga E. Antioksidan inilah yang dapat menangkal radikal bebas yang menyebabkan timbulnya penyakit berbahaya dalam tubuh. Selain dapat menurunkan kadar kolesterol tinggi, sayuran juga dapat memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. 4. Jeruk Jeruk memiliki kandungan Vitamin C yang sangat tinggi. Vitamin C sebagai antioksidan ini mampu mencegah radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Tak hanya itu, dengan mengkonsumsi sebanyak 3 gelas jus jeruk setiap hari dapat meningkatkan kadar HDL hingga 21 mg dalam waktu 1 bulan. 5. Olahraga Teratur Untuk menurunkan kadar kolesterol, maka kita harus menurunkan berat badan terlebih dahulu dengan cara membakar lemak atau kalori dalam tubuh. Cara yang paling efektif dan murah yaitu dengan melakukan olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu. Dengan berolahraga, maka Anda bisa mengurangi kadar lemak jahat di dalam tubuh. 6. Hindari Makanan Mengandung Kolesterol Tinggi Untuk menurunkan kolesterol dalam darah, sebaiknya kita meminimalisir makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti gorengan, daging jeroan, cumi-cumi, telur puyuh, kerang, mentega, kepiting, dan lain sebagainya. Anda juga tidak disarankan untuk mengkonsumsi fast food atau junk food. Nah, itulah 6 cara cepat menurunkan kolesterol dalam darah secara efektif dan mudah. Mulai dari sekarang, sayangi tubuh Anda dengan menjalankan pola hidup sehat! tambahan konsumsi semut jepang ya!!! sembuh tu kolestrol

Terapi Bekam Sembuhkan Aneka Penyakit

Apakah Anda pernah mendengar terapi pengobatan bekam? Awalnya terapi pengobatan dengan teknik mengeluarkan darah kotor itu populer di negara Arab, namun kini semakin banyak dipraktekkan di Indonesia. Bekam atau Hijamah merupakan pengobatan cara Nabi (Thibbun Nabawi) yang tujuannya insya Allah untuk kesembuhan dan kesehatan, serta pahala karena bekam merupakan pengobatan yang dianjurkan dan dilakukan oleh Rasululloh. Terapis Thibun Nabawi, Warsono mengatakan pengobatan yang utama sesungguhnya adalah dengan mencontoh cara nabi yakni dengan bekam, kurma, jintan hitam (Habbatussauda), madu dan minyak zaitun. “Sebenarnya yang utama itu cara Nabi, salah satunya dengan bekam. Jika tidak sembuh maka alternatifnya baru dengan obat kimia,” ungkapnya pada Republika Online (ROL) di Pondok Gede, Jakarta, akhir pekan lalu. Dirinya menyebutkan beberapa hadis tentang pengobatan yang memiliki keutamaan. Antara lain Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bunyinya, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam pada bagian kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian kepalanya”. Salah seorang yang melakukan terapi bekam, Edi (47) mengatakan, badannya terasa lebih ringan dan sehat setelah melakukan terapi bekam. Saat itu ROL berkesempatan melihat proses bekam pada Edi. Dia tidak terlihat kesakitan meski tubuhnya ditusuk jarum hingga bagian tersebut dikop untuk mengeluarkan darah. Edi tampak tertelungkup santai sambil bibirnya tak berhenti berdzikir. Meski ditusuk dan mengeluarkan darah, bekam memang tidak terasa sakit karena kulit yang ditusuk hanya pada lapisan dermis atau kulit jangat. Hal serupa juga dirasakan oleh Warga Jatisari, Pondok Gede, Karminto. Setelah melakukan bekam keluhan kesemutan, masuk angin dan berat pada panggul begitu saja hilang. Dia mengaku tidak merasa sakit dan khawatir berefek negatif. “Saya tidak kuatir dengan bekam karena memang tidak sakit dan berefek buruk,” katanya. Proses Bekam Pengambilan darah dilakukan menggunakan alat berbentuk mangkuk (cupping set) yang ditempelkan pada kulit. Setelah kulit bersih, mangkuk bekam ditaruh dan dipompa untuk mengosongkan udara di dalamnya. Pemompaan dilakukan sesuai daya tahan pasien. Di sini pasien akan merasa sedikit pegal dan kulit pun berwarna merah kehitaman. Setelah kira-kira 10 menit, mangkuk dilepas dan kulit akan terasa menebal. Tepat di atas kulit yang menebal dilakukan penusukan menggunakan jarum dan tusukan berkali-kali ini tidak keras. Selanjutnya, mangkuk kembali ditempelkan dan dipompa. Tindakan inilah yang membuat darah keluar seperti merembes. Perlahan-lahan darah semakin banyak, bahkan menggenang di dalam mangkuk. Dalam bekam, inilah yang dimaksud “darah kotor”. Dalam konsep bekam, darah kotor adalah darah yang tidak berfungsi lagi, sehingga tidak diperlukan tubuh dan harus dibuang. Proses pengisapan darah berlangsung tak lebih dari 10 menit. Setiap kali terapi bekam dijalankan, biasanya dilakukan dua sampai tiga kali pengisapan darah, tergantung pada jenis keluhan serta volume darah yang keluar. Jika darah hanya keluar seperempat mangkuk setiap kali bekam, pengulangannya lebih sering dibandingkan dengan pasien yang darahnya keluar lebih banyak. Terapi yang dalam bahasa Arab disebut hijamah ini telah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad (Shallallaahu ‘alaihi wasallam-red). Tak heran, para terapis umumnya berasal dari pondok-pondok pesantren. Terapis bekam, Ahmad Fadholi melakukan bekam tentunya dengan cara Islami, namun ia juga mempraktekan apa yang dia yakini dan terbukti manfaatnya seperti mengkombinasikan pijat refleksi pada pasien bekam. “Bekam yang saya kombinasikan dengan pijat refleksi, Alhamdulillah terasa lebih efektif pada pasien,” kata Ahmad. Seperti akupuntur, Ahmad menjelaskan bekam mengenal lebih dari 350 titik di seluruh tubuh. Namun, dalam praktik Ahmad mengutamakan pada titik-titik sumber penyakit seperti anjuran Nabi Muhammad, yang terletak di seputar kepala, leher, pinggang, dada, dan kaki. Dari situ terdapat tiga titik utama yaitu ummu mughits dan dua titik qumahduah. Titik Ummu mughits yang berada di atas kepala merupakan titik utama bekam, yang sekaligus merupakan pertemuan ratusan titik dari seluruh tubuh. Lewat titik itu saja bisa disembuhkan bermacam penyakit pada bagian atas tubuh, seperti vertigo, polip, gangguan saraf telinga, penyakit kulit, depresi, sampai gangguan ilmu hitam atau sihir. Sedangkan qumahduah terletak di leher bagian belakang, tepatnya antara rambut dan cuping telinga, baik kanan maupun kiri. Kedua titik tersebut yang selalu digunakan dalam sebuah terapi, ditambah sejumlah titik-titik lain sesuai keluhan pasien. Seusai dibekam, seseorang dianjurkan meminum minuman hangat, misalnya jintan hitam atau madu. Ahmad biasa menyuguhi pasiennya dengan air jahe hangat yang ditambah madu. Sebelum dibekam, pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam. Ada banyak manfaat bekam, antara lain melancarkan peredaran darah, meringankan badan. Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung, asam urat, sakit pinggang, liver, gatal-gatal, migrain, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis, jerawat, ambeien, maag, meningkatkan daya ingat, kecerdasan dan memperbaiki sistem imunitas. Selain penyakit tersebut bekam bermanfaat bagi penyakit psikis seperti sulit tidur atau insomnia, stres, sering mimpi buruk, sering kesurupan, trauma dan rasa takut yang berlebihan. (cr1/ri) HIMAYATUL HUSNA/ROL

Legalitas Hukum Pengobatan Tradisional

􀁏 Kepmenkes No. 1076/ 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional (battra) 􀁏 Kepmenkes No. 1109/ 2007 tentang pengobatan komplementer alternatif, merupakan pengaturan cara pengobatan tradisional pada pelayanan kesehatan formal, dokter/dokter gigi, dan battra. 􀁏 UU No. 36 Tahun 2009, pada Pasal 48 dinyatakan: “Pelayanan kesehatan tradisional merupakan bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan”. 􀁏 Pasal 59-61 mengatur tentang pelayanan kesehatan tradisional, jenis pelayanan kesehatan tradisional, pembinaan dan pengawasan, serta pengembangannya. Pasal 101 dinyatakan, “Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan atau pemeliharaan kesehatan, tetap dijaga kelestariannya.” 􀁏 Permenkes No. 003/ 2010 tentang Saintifikasi Jamu, yang mengatur tentang perlunya pembuktian ilmiah obat tradisional melalui penelitian berbasis pelayanan (dual system), serta pemanfaatan obat tradisional untuk tujuan promotif dan preventif (pemeliharaan kesehatan dan kebugaran), kuratif (mengobati penyakit), dan paliatif (meningkatkan kualitas hidup). (Jurnal Internis edisi 18 bulan April 2011)

Cuci Tangan Cara Pencegahan Penyakit yang Mudah dan Murah

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal. Karena itu, membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Menurut Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, “Sebaiknya kita berjuang menyelamatkan hidup anak-anak agar terhindar dari berbagai penyakit menular dengan mengajak teman-teman dan masyarakat di sekitar untuk ikut membiasakan CTPS yang sederhana, mudah dan dapat dilakukan di mana saja sekaligus menjadikannya sebagai perilaku hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kedua tangan kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain: diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, dan Hepatitis A. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA. Menanggapi data ini, para ahli kesehatan menyatakan, perilaku kecil yang tampak sepele, seperti mencuci tangan dengan sabun, bisa berdampak besar mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare, hingga hampir 50 persen. Cuci tangan pakai sabun penting dilakukan, khususnya: 1. Sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan, 2. Sebelum menyuapi anak, 3. Sesudah buang air besar dan kecil, 4. Setelah menceboki bayi, 5. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian, dan 6. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan. Sementara cara yang tepat untuk cuci tangan sebagai berikut: 1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tak perlu harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan. 2. Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik. 3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku. 4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir. 5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain 6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air Semoga informasi di atas bermanfaat. (sumber: depkes.goid)