Jumat, 11 September 2015

Wa’ yul Amni

Wa’ yul Amni (Kesadaran Intelejen) Wa’yul Amni (Kesadaran Intelejen) al Harbun Khud’ah merupakan salah satu point penting dalam berjihad fie sabilillaah dan banyak dari kalangan kaum muslimin belum memahami perihal demikian. Sehingga menyebabkan timbulnya kelemahan yang begitu mendasar dalam wa’yul amni (Kesadaran Intelejen). Pada tahun 1967 terdapat pengalaman pahit perang antara arab dan Israel oleh Kaum Muslimin di Arab. Sangat sedikit yang menjelaskan penyebab kekalahan tersebut secara mendasar.Namun pada realitanya menunjukan bahwa salah satu penyebab utama kekalahan mereka adalah lemahnya Wa’yul Amni dari pihak Arab. Hari ini, jihad fie sabilillaah senantiasa berlangsung dan itu sudah ketentuan sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi Wasallam bahwa akan senantiasa ada sekelompok orang yang berpegang teguh diatas kebenaran memerangi orang-orang yang menentang Kitabullah dan Sunnah RasulNya. Dan sering kita saksikan bahwa perjuangan yang dilancarkan oleh Mujahidin-Mujahidin dari seluruh penjuru dunia menuai Keberhasilan bahkan tidak sedikit yang mampu menegakan Hukum Allah di daerah dimana ia berjuang,.Dan sebagai kaum muslimin wajib baginya mendukung serta mensupport perjuangan mereka. Namun di sisi lain, Kemenangan yang terjadi dan telah diperoleh tidak lepas dari dukungan Usaha keras para Mujahid, Kaum Muslimin dan yang terpenting adalah karunia Allah ‘Azza wa jalla.Tidak serta merta kemenangan tersebut diraih dengan hanya mengandalkan 1 faktor tanpa memperhatikan factor-faktor penting lainnya. Salah satu diantaranya adalah perihal Kitman / biasa kita kenal dengan Menjaga Rahasia Kemiliteran. Kitman merupakan salah satu factor utama yang wajib diperhatikan para Pejuang Islam, karena dengannya sebuah perjuangan bisa sampai kepada titik dimana bisa menjatuhkan dan Merebut segala sesuatu yang dimiliki musuh, bahkan kita bisa dengan mudah menguasai Informasi dan menjadi Master Mind atas kekuatan yang dimiliki musuh. Namun pada hari ini, sungguh sangat disayangkan jika ada sekelompok orang yang memiliki keinginan untuk berjihad dan menegakan Agama Allah tapi tidak memperhatikan factor-faktor penyebab datangnya Karunia Allah yang begitu besar.Lebih senang mengumbar informasi militer mujahidin yang bersifat Amniyah ketimbang menjaganya di ruang lingkup yang terbatas. Memang tidak salah memberitahukan informasi-informasi penting kepada kaum muslimin pada umumnya, namun di sisi lain kitapun harus memahami sejauh mana informasi tersebut bisa diserap oleh kaum muslimin dengan mudah dan bisa mempertimbangkan sumber kekuatan informasi musuh yang mungkin saja bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri. Al hasil, Musuh dengan mudah menyerap informasi-informasi yang dibeberkan kepada kaum muslimin dan menjadikannya sebagai boomerang yang suatu waktu bisa menyerang balik orang yang melemparnya. Nas’alullaah as Salamah wal “afiyah…. Kesadaran akan Keamanan (Kesadaran Intelejen “sense of security) Rasulullah berdakwah secara siriyah (sembunyi-sembunyi) pada masa awal.Beliau mengkader dan mengajar/membina sehingga kualitas kader yang baik.Merahasiakan dilakukan untuk tetap mempertahankan eksistensi dan mencegah serangan musuh tiba-tiba. Sikap jujur, husnudzan, kearifan dalam berjamaah tidaklah cukup untuk menjaga kemashlatan dakwahnya. Tanpa dibekali dengan wa’yu amni wa siyasi, sebuah kejujuran dan berbaik sangka justru mendatangkan mudharat karena musuh akan memanfaatkannya untuk memporak-porandakan struktur di dalamnya. Wa’yul amni wa siyasi merupakan kesadaran untuk menjaga jamaah dari berbagai himpitan beban yang diciptakan oleh lawan-lawannya yang menginginkan agar jamaah berputus asa, kehilangan, dan mengambil sikap yang salah kemudian teeglincir. Wa’yul amni wa siyasi adalah sebuah upaya untuk mengurai, menganalisa, dan menarik kesimpulan agar tidak jatuh dalam suasana kontradiktif baik ucapan, sikap, maupun perilaku. Wa’yul amni wa siyasi diterapkan untuk meraih taufik dan hidayahNya. Dalam perjalanan dakwah ada wasilah dan kebijakan: 1. Iman yang mendalam (iman ‘amiq) 2. Pembentukan yang rapi (takwin daqiq) 3. Usaha dan amal yang berkesinambungan (amal mutawasil) Dakwah amniyah ditujukan untuk: 1. Menghindari dosa 2. Merealisasikan suatu kewajiban 3. Pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan sensitivitas amniyah kepada personil dakwah 4. Penguasaan teoritis konsepsional yang tandzim 5. Identifikasi sikap dan kondisi yang akurat 6. Segabai sebuah gerakan yang penuh kesiap-siagaan 7. Untuk perencanaan tiap gerak dakwah 8. Pandangan ke depan 9. Pengetahuan intelijen 10. Prinsip akhlak Dalam istilah kemiliteran kotemporer, Kitman mengandung banyak pengertian, beberapa diantaranya adalah : Merahasiakan informasi-informasi Militer terutama yang berhubungan dengan data Kualitatif Merahasiakan informasi-informasi persenjataan, struktur organisasi, kemampuan logistic, pusat komando. Merahasiakan maneuver-manuver yang akan dilancarkan. Dan Merahasiakan pemetaan musuh, tata letak geografis dari jangkauan kawan maupun lawan. Merupakan sebuah keharusan menyembunyikan informasi-informasi militer dari jangkauan musuh tidaklah memerlukan penjelasan yang bertele-tele, sebab sisi-sisi mudharatnya sudah dapat kita kenali secara umum.Namun, merahasiakan informasi-informasi militer terhadap pihak kawan membutuhkan penjelasan.Mengapa demikian, hal ini dikarenakan bahwa dalam sebuah organisasi apalagi yang bersifat underground itu sangat tidak menutup kemungkinan terjadinya infiltrasi terhadap gerakan-gerakan tersebut. Kawan itu (dalam kemiliteran) ada 2 Jenis : Ada yang memiliki hubungan dengan masalah-masalah militer yang bersangkutan. Kawan jenis ini tidak perlu diragukan (walupun kewaspadaan itu harus tetap ada), jadi tidak terlalu bermasalah jika harus berbagi informasi dengan kawan tersebut (namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah amniyah). Ex : orang yang memiliki Tugas tertentu dalam operasi-operasi yang akan dilancarkan. Biasanya memiliki berbagai bidang / divisi masing-masing. Seorang kawan yang tidak memiliki kaitan sama sekali dengan operasi-operasi militer yang bersangkutan (Anggota biasa / Simpatisan). Terhadap kawan jenis ini, informasi-informasi yang menyangkut dengan masalah inti dalam pelaksanaan operasi-operasi kemiliteran wajib dijauhkan. Karena kawan jenis ini biasanya sedang mengalami semangat yang sedang meledak-ledak dan cenderung senang menonjolkan diri serta berbangga diri sehingga terkadang informasi penting yang ia peroleh secara disengaja maupun tidak para akhirnya tersiar. Atau ia tidak memiliki appresiasi akan urgensi informasi yang ia pegang sehingga dengan mudah dibeberkan ke setiap orang yg dikenalnya. Dan point pentingnya adalah bahwa seorang Jundullah sejati tidak akan dengan mudah membeberkan informasi-informasi secara serampangan kepada setiap orang meskipun terhadap kerabat terdekat hingga keluarganya sendiri. Dalam sejarah sepak terjang militer terdapat banyak contoh yg bisa dijadikan sebagai Ibroh bagaimana pihak musuh bisa dengan mudah menyerap informasi-informasi penting melalui kerabat ataupun keluarga –terutama dari kalangan wanita- sehingga bocornya informasi itu menyebabkan kerugian yang amat besar dan penyesalan yang begitu mendalam dalam pertempuran. BOCORNYA INFORMASI-INFORMASI PENTING KAUM MUSLIMIN Di Zaman yang penuh dengan kemajuan Teknologi ini, sangatlah mudah untuk memperoleh Informasi apapun yang kita inginkan, sekecil apapun itu.Namun terkadang juga untuk mendapatkan informasi juga lumayan sulit, karena ada beberapa Informasi walupun di zaman yang serba mudah ini sulit untuk didapat sehingga memerlukan Akses Khusus atau Koneksi-koneksi yang bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan informasi itu. Dan sangat disayangkan jika ada ikhwah yang dengan mudahnya berbagi informasi perihal informasi penting terhadap gerakannya kepada orang lain yang tidak berhak untuk mengetahui sedikitpun informasi-informasi tersebut. BELAJAR DARI Hatib bin Abi Baltaah (Kisah Fathu Mekkah) Hatib bin Abi Baltaah adalah seorang Shahabat (Ahlu Badr) dan seorang Intelejen yang dikirim Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam ketika Beliau hendak menuju mekkah.Dan Hatib diperintahkan oleh Rasulullaah untuk menjaga agar informasi mengenai kedatangan dan tujuan beliau ke Mekkah tidak diketahui oleh Kaum Quraisy. Namun, ternyata Hatib bin Abi Baltaah mengirimkan sepucuk surat yang dititipkan kepada seorang wanita yang sedang melakukan perjalanan menuju Mekkah. Dalam surat tersebut dia secara tidak langsung membocorkan rahasia surat tersebut kepada Kaum Quraisy mengenai rencana Rasulullah dan kaum muslimin menaklukan kota Mekkah. Setelah Nabi mengetahui perihal dititipkannya surat tersebut, Beliau segera mengutus Ali bin abi Thalib dan Zubair bin Awwam untuk mengejar wanita itu. Keduanya berhasil menyusul si pembawa surat dan lalu merampas surtat tersebut darinya. Kemudian Rasulullaah pun memanggil hatib dan bertanya : “Apa yang mendorong kamu sehingga berbuat demikian?” Hatib menjawab : “Wahai Rasulullaah, Demi Allaah sungguh saya beriman kepada Allah dan RasulNya, dan saya tidak sedikitpun bergeser dan berubah dari keyakinan itu. Tapi saya ini adalah seorang lelaki yang sama sekali tidak memiliki keluarga dan kerabat. Di tengah bangsa Quraisy itu terdapat anak-anak dan keluargaku.Saya melakukan semua itu untuk melunakan hati orang Quraisy demi keselamatan Keluargaku.” Umar bin Khatthab pun berkata : “Wahai Rasulullaah, izinkanlah saya menebas batang lehernya, sungguh dia telah berlaku Nifaq!” Rasulullaah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata : “Boleh jadi dia berkata jujur kepada kalian, tetapi bukankah Allah telah berfirman kepada orang-orang yang telah ikut dalam Perang Badar : “Berbuatlah sesukamu!” Dari kisah tersebut bisa kita ambil pelajaran betapa kehati-hatian Rasulullah dalam membendung bocornya informasi-informasi mengenai kaum muslimin kepada kaum kuffar. Ini merupakan bukti riil dari realisasi pola Kitman yang rapih dan lihatlah komitmen Shahabat seperti Umar yang berani menghadap Rasulullah serta meminta izin untuk menghabisi Nyawa Hatib bin Abi Ba;ltaah yang telah gagal melaksanakan Kitman. Pelajaran Penting yang perlu diperhatikan dari Fathu Mekkah : Kepemimpinan yang baik Pentingnya menjaga kepercayaan sesame pasukan dan satuan! Wajib bagi sebuah gerakan memiliki satuan Intelejen yang bisa di delegasikan ke setiap tempat untuk memperoleh Informasi-informasi tentang keadaan musuh atau suatu tempat (markas musuh)! Pentingnya menjaga Rahasia Kewaspadaan yang tinggi Itulah beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari Fathu Mekkah, penting bagi seorang jundi memiliki sifat-sifat tersebut dan menjaga dengan baik apa yang dimiliki dan diamanahkan kepadanya. Berkacalah kepada para pendahulu kita, lihatlah bagaimana sosok Kepemimpinan Rasulullaah dalam menjaga informasi yang dimilikinya.Beliau tidak pernah memberitahukan setiap tujuan kepada pasukannya kecuali sudah berhadap-hadapan dengan musuh.Hal ini dilakukan karena untuk meminimalisir terjadi pengkhianatan di tubuh kaum muslimin itu sendiri. Begitupun mudahnya intelejen musuh masuk kedalam tubuh kaum muslimin, hal tersebut dikarenakan lemahnya system pengamanan dalam sebuah pergerakan yang hanya mementingkan semangat dan kuantitas belaka dengan alas an sudah saatnya kaum muslimin mengetahui hal-hal inti dari kemiliteran. Padahal dalam kemiliteran itu sendiri sangat mengedepankan sikap kehati-hatian dan kewaspadaan secara menyeluruh meskipun dengan keluarga dan kerabat terdekatnya.Karena mungkin saja teman dekat atau keluarganya saat ini menjadi musuh di masa yang akan datang dan semua itu tidaklah menutup kemungkinan. Ketika manusia tak lagi terkendali risalah Islam, para dai tak lagi dibutuhkan, pantaslah musibah turun sebagai peringatan. Keasyikan dengan dunia dan melupakan jihad merupakan syarat didatangkannya musibah. Menjadi tugas jamaah dakwah untuk mengajak manusia agar senantiasa dalam jalur kendali dinul islam. Semoga Allah Senantiasa menjaga para Mujahidin dan meneguhkan persatuan diantara mereka…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar