Kamis, 17 September 2015

Diabetes Mellitus

Berikut beberapa petikan wawancara Direktur Jenderal PP dan PL Prof. dr Tjandra Yoga Aditama tentang Diabetes Militus : 1. Berapa banyak penderita diabetes mellitus di Indonesia ? Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, Angka Prevalensi diabetes (DM) pada penduduk usia 15 tahun ke atas yang tinggal di daerah perkotaan di Indonesia adalah 5,7 %. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi anak di seluruh Indonesia, dilaporkan bahwa jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun adalah 731 anak/remaja. 2. DM di Indonesia berada pada peringkat berapa di dunia? World Health Organization (WHO) Melaporkan bahwa Indonesia berada di urutan keempat negara yang jumlah penyandang DM terbanyak dari Negara dengan populasi terbanyak di dunia setelah India, China, dan USA 3. Benarkah prediksi WHO yang mengatakan pada 2030 ada 21,3 juta penduduk Indonesia merupakan penderita diabetes? Tanpa upaya pencegahan dan program pengendalian yang efektif, maka penderita diabetes akan terus meningkat di Indonesia. 4. Sejauh mana berbahaya penyakit diabetes itu? Diabetes dapat mengakibatkan komplikasi yang bersifat akut maupun menahun (kronis). Komplikasi akut diabetes dapat mengakibatkan koma diabetikum dan kematian mendadak. Sementara komplikasi kronisnya memberikan beban biaya pengobatan yang mahal, dan menurunkan produktifitas bagi penderitanya. Komplikasi akut diabetes yaitu hiperglikemia (kadar gula darah naik cepat secara drastis) dan juga bisa hipoglikemi (kadar gula darah turun secara cepat). Kondisi ini yang mengakibatkan kematian lebih dini bagi penyandangdiabetes. Sementara komplikasi kronis dari diabetes dapat berupa : 1. Makroangiopati (kerusakan pembuluh darah besar) misalnya: · Gangguan pada pembuluh darah jantung · Gangguan pada pembuluh darah tepi yang dapat mengakibatkan luka pada telapak kaki yang sulit sembuh · Gangguan pada pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan stroke 2. Mikroangiopati (kerusakan pembuluh darah kecil) misalnya : · Retinopati diabetik yang dapat mengakibatkan kebutaan · Nefropati diabetik (penyakit ginjal diabetes) yang dapat mengakibatkan kegagalan fungsi ginjal 3. Neuropati ( Kelainan saraf) Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit di malam hari. 5. Bagaimana angka kematian di Indonesia yang disebabkan diabetes? Data Riskesdas 2007 menunjukan DM sebagai penyebab kematian pada semua kelompok umur sebanyak 5,7 % dari seluruh kematian di Indonesia 6. Diabetes kini menyerang Anak dan Remaja. Bagaimana dasarnya dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Diabetes terdiri dari beberapa jenis yaitu DM tipe 1 yang terjadi karena kekurangan hormon insulin di dalam tubuh, DM tipe 2 karena hormon Insulin yang dihasilkan tidak bermanfaat untuk mengatur kadar gula dalam darah (fungsi kerja insulin tidak efektif), DM gestasional yang terjadi pada masa kehamilan dan DM lainnya yang diakibatkan karena pemakaian obat mapun disebabkan penyakit lainnya. Diabetes yang umumnya terjadi pada anak dan remaja adalah DM tipe 1. Sejak dulu DM pada anak ini sebenarnya sudah ada, namun tidak terdeteksi dengan baik, sehingga kejadiannya seperti fenomena gunung es. Terjadinya DM tipe 1 pada anak dan remaja dapat disebabkankarena faktor genetik (keturunan), auto-imun (kelainan sistem imunitas), pola hidup tidak bersih dan sehat seperti diet yang tidak sehat. Kelainan sistim imunitas terjadi karena adanya peradangan pada sel beta (insulitis). Insulitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal di antaranya virus, seperti rubella dan herpes. Kondisi ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel b yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel b) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya mengakibatkan kerusakan sel beta pada pankreas (kelenjar Ludah Perut) yang mempunyai fungsi memproduksi hormone insulin. 7. Bagaimana regulasi yang mengatur soal konsumsi minuman atau makanan yang mengandung kadar gula berlebihan atau dengan bahan pemanis tambahan seperti aspartaam, sakarin, siklamat dan sarbitol? Anak-anak dan remaja merupakan merupakan kelompok usia yang konsumtif terhadap berbagai jajanan kuliner, bila tidak peduli maka dapat menyebabkan terjadinya diabetes melitus sejak usia dini sehingga negara berkewajiban melindungi generasi muda dari bahaya ancaman makanan yang tidak sehat dan dapat menimbulkan penyakit khususnya seperti DM, namun bukan hanya DM saja melainkan zat adiktif dan bahan makanan berbahaya lainnya. Sebenarnya untuk itu sudah ada regulasi kandungan gula pada makanan ringan/ snack di Indonesia, yang telah diatur melalui Permenkes No. 208/ Menkes/ PER/ IV/ 1985 tentang Pemanis buatan dan Permenkes No. 722/ Menkes/ PER/IX/ 1988 tentang bahan tambahan makanan, namun perlu ditinjau ulang dan direvisi mengingat hanya 4 (empat) jenis pemanis buatan yaitu aspartaam, sakarin, siklamat dan sarbitol yang diatur dalam produk pangan. Batasan asupan gula persaji/perporsi juga belum diatur pada Permenkes tersebut. Pada saat ini Kementerian Kesehatan sedang menyempurnakan peraturan yang sudah ada tersebut. Sejalan dengan hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mengeluarkan Peraturan kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.11.11.099909 tahun 2011 tentang Pengawasan klaim dalam label dan iklan pangan olahan. Setiap pangan olahan harus disertai label, yang menunjukkan jumlah kadar gula persaji/perporsi. Peraturan yang sedang disusun oleh Kemenkes akan disinkronkan dengan peraturan tersebut, yaitu memberikan batasan kandungan gula persajian makanan/minuman olahan yang aman untuk kesehatan, termasuk aman terhadap risiko diabetes. 8. Bagaimana bentuk tindakan preventif kepada masyarakat untuk mencegah meluasnya penyakit diabetes pada anak dan remaja? Pemerintah telah berupaya melakukan : Pemantapan hukum dan peraturan perundangan yang mendukung penerapan konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, serta aktifitas fisik cukup teratur di semua tatanan termasuk sekolah. Penguatan kemitraan yang strategis dengan berbagai multisektor dalam penerapan pola hidup sehat di masyarakat. Penyebarluasan informasi melalui kampanye gaya hidup sehat ke seluruh masyarakat melalui berbagai media termasuk juga pendidikan kesehatan di sekolah dan advokasi kepada para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih. Peningkatan dan pengembangan sumber daya untuk implementasi kegiatan pengendalian diabetes melitus. Mencegah anak terhadap penyakit infeksi yang disebabkan virus seperti campak, rubella dan herpes dan juga mengobatinya secara tuntas jika anak menderita penyakit tersebut juga merupakan upaya mencegah diabetes pada anak Sumber : Subdit Surveilans dan Respon KLB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar