Senin, 21 September 2015

Inilah yang Terjadi pada Tubuh Apabila Mengalami Obesitas

KlikDokter.com - Ketika seseorang mengalami obesitas, sel lemak tubuh dapat mengalami peningkatan dari segi ukuran maupun jumlah. Obesitas digolongkan menjadi dua jenis yaitu hipertrofik dan hiperseluler. Obesitas hipertrofik ditandai dengan membesarnya sel lemak normal, yang merupakan ciri khas obesitas sentral (secara awam dikenal dengan perut buncit). Biasanya obesitas hipertrofik dimulai pada usia dewasa karena terkait dengan peningkatan risiko kardiovaskular. Namun demikian, obesitas hipertrofik memberi respons lebih cepat terhadap usaha penurunan berat badan. Sementara itu, obesitas hiperseluler umumnya tidak hanya terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi juga ditemukan pada dewasa yang mengalami obesitas berat. Selain itu, pasien dengan obesitas hiperseluler cenderung lebih mengalami kesulitan menurunkan berat badan dengan cara nonbedah. Ambang Batas Obesitas Definisi WHO untuk kegemukan adalah: BMI ≥ 25 sebagai kelebihan berat badan, dan BMI ≥ 30 sebagai obesitas. Sementara di Indonesia, Departemen Kesehatan memodifikasi batas ambang tersebut berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian pada beberapa negara berkembang. Kategori Indeks Massa Tubuh Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (kg) IMT = ------------------------------------------------------- Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Dan berikut ini konsekuensi yang didapat dari kondisi kegemukan. Selengkapnya di halaman selanjutnya. Keluhan Penderita Obesitas Pada umumnya, penderita obesitas mengeluhkan masalah berat badan, kesulitan beraktivitas, atau kegagalan berulang dalam usaha mencapai berat badan normal. Selain itu penderita obesitas juga memiliki gangguan makan seperti kecenderungan makan sebanyak-banyaknya, selalu merasa kurang kenyang atau selalu mencari makanan, hingga Night Eating Syndrome (ketika seseorang makan lebih banyak setelah lewat waktu makan malam dan kesulitan tidur kecuali ia telah makan). Selain gangguan makan, sering kali mereka juga mengeluhkan gejala terkait penyakit akibat obesitas, antara lain: Pernapasan: Obstructive sleep apnea (OSA), yang bergejala mendengkur saat tidur atau henti napas saat tidur; peningkatan infeksi saluran napas; asma bronkial; sindroma hipoventilasi Keganasan (kanker): Obesitas meningkatkan kemunculan kanker endometrium, prostat, usus besar, payudara, kantong empedu, dan paru Psikologis: Stigma sosial, depresi Jantung dan pembuluh darah: Penyumbatan pembuluh darah arteri koroner, hipertensi esensial, pembesaran jantung, kardiomiopati, dan hipertensi pulmonal Sistem saraf pusat: Stroke, hipertensi intrakranial idiopatik, dan meralgia paresthetica Kehamilan: Hipertensi terkait kehamilan, makrosomia janin, dan distosia panggul Saluran pencernaan dan hati: Penyakit kantong empedu, perlemakan hati, dan refluks esofagitis Ortopedi: Radang sendi, sakit pinggang kronis Metabolisme: Diabetes melitus tipe 2, pradiabetes, sindrom metabolik, dan peningkatan kadar kolesterol Reproduksi: Pada wanita di antaranya anovulasi, pubertas dini, infertilitas, hiperandrogenisme, dan sindroma ovarium polikistik (PCOS). Pada pria termasuk hipogonadisme hipogonadotropik Kulit: Intertrigo (bakteri dan/atau jamur), peningkatan risiko untuk selulitis dan bisul Ekstremitas: Varises vena, vena ekstremitas bawah dan/atau edema limfatik Ketika dewasa, anak yang mengalami obesitas juga memiliki peningkatan obesitas dewasa, kematian dini, dan kecacatan. Di samping peningkatan risiko di masa depan, anak yang obesitas juga dapat mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, awal penyakit jantung dan pembuluh darah, resistensi insulin, serta dampak psikologis. Selain itu, penderita obesitas juga mengalami kesulitan dalam mobilisasi dan menjaga kebersihan pribadi. Keluhan-keluhan di atas membutuhkan evaluasi lanjutan dari tenaga medis profesional agar dapat dilakukan tata laksana yang tepat dan diperoleh kualitas hidup yang baik. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

2 komentar:

  1. BROKER TERPERCAYA
    TRADING ONLINE INDONESIA
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    BalasHapus
  2. ayo kunjungi link alternatif bento4d untuk mendapatkan prediksi togel jitu setiap hari. berapapun taruhannya kamu pasti dibayar 100%

    BalasHapus