Rabu, 18 Januari 2012

PENEMBANGAN DIRI

Berkah Seorang Penipu
Bulan puasa memang bulan penuh berkah. Begitu penuhnya berkah itu sehinga mengalir ke mana-mana termasuk kepada para penipu. Misalnya tamuku ini, seorang yang seluruh tampilannya meyakinkan sehinga kepadanya aku tidak menaruh kecurigaan. Inilah kesalahan pertamaku, terintimidasi oleh penampilan. Kesalahan ini mestinya membuatku malu.

Berkah Seorang PenipuBulan puasa memang bulan penuh berkah. Begitu penuhnya berkah itu sehinga mengalir ke mana-mana termasuk kepada para penipu. Misalnya tamuku ini, seorang yang seluruh tampilannya meyakinkan sehinga kepadanya aku tidak menaruh kecurigaan. Inilah kesalahan pertamaku, terintimidasi oleh penampilan. Kesalahan ini mestinya membuatku malu.
Kenapa malu? Karena terpedaya oleh penampilan ini, hanyalah pintu dari sebuah mata rantai kekeliruan berikutnya. Jika tidak percaya, baiklah aku ceritakan saja urut-urutan imajinasiku. Karena penampilan yang meyakinkan, aku percaya orang ini menguntungkan. Jadi jelas sekal watakku ini, gembira menemui tamu, cuma jika dia dianggap menguntungkan.
Padahal yang aku bayangkan sebagai keuntungan itupun datang dari jenisnya yang mestinya aku malu mengaku karena agak tidak bermutu. Jangan-jangan orang ini hendak menawarkan kerjasama untuk sebuah proyek raksasa, misalnya. Atau minimal , ia adalah panitia seminar yang hendak mengundangku bicara di sebuah tempat megah dengan honor raksasa. Maklum, aku memang doyan bicara, sekaligus doyan duit pula. Saking seringnya aku bicara dan dibayar dengan duit sebagai imbalannya, setiap orang asing yang datang kepadaku, menggoda cuma kubayangkan hanya dari satu jurusan; ia duit bagiku!
Maka dengan segenap gairah aku menemuinya. Basa-basi seperti biasa dengan ending yang kubayangkan seperti lazimnya. Begitulah memang gaya orang menemuiku. Maklum, sudah lama aku mengemas diriku ini sebagai orang penting. Maka jika tidak sepadan dengan kepentinganku, jangan harap menemuiku. Jadi hanya orang-orang penting yang datang membawa kabar penting saja yang akhirnya datang kepadaku. Jika tidak, ia hanya akan mendapat murkaku. Orang ini, siapapun dia, pasti sudah mengerti rumus ini. Untuk itulah aku berkenan menemui.
Aku gembira dengan basa-basinya. Tertawa lepas bersama. Tak perlu saling mengerti nama karena bahasa tubuh kami berdua, sudah menggambarkan kesejajaran ini: kami sama-sama orang penting. Apalagi aku sudah terbiasa dimanja. Orang lain telah jamak mengerti namaku lebih dulu. Merasa terkenal itulah akibatnya watakku. Jadi aku sudah terbiasa bicara berlama-lama untuk kemudian berpisah tanpa mengerti dia siapa. Aku malu sebetulnya mengakui sifat ini. Tapi demi kejujuran, aku terbuka saja kepadamu. Ee siapa tahu ada orang lain yang wataknya seperti aku.
Tapi astaga, makin lama aku melayaninya, basa-basi itu tak pernah jelas ujungnya. Makin ia dilayani, makin panjang belaka kelakarnya. Padahal aku sibuk sekali. Kesibukan ini bisa kuperlonggar asal hasilnya memadai. Cuma dengan kalkulasi itulah aku sudi melayani berlama-lama orang ini. Maka ketika sampai hitungan bermenit-menit belum menunjukkan keuntungan akan tiba, jiwaku mulai gelisah. Sebagai orang yang sudah kepalang sok mulia, tak elok rasanya aku mengipas-ipas perkara, memanciing-mancing agar rahasia ini segera terbuka. Aku harus tetap terlihat sebagai pribadi yang anggun. Harus jaim sempuran meskipun hatiku mulai meronta-ronta.
Maka ketika makin lama orang ini makin tidak jelas maksudnya, kemarahanku mulai membara. Ia bukan cuma mengganggu waktuku tetapi juga menipuku. Dosanya sungguh tak terampunkan jika sampai akhir pertemuan orang ini ternyata memang tidak membawa keuntungan yang aku bayangkan. Tetapi inilah deritaku, dengan cara apa kemarahan ini hendak kusalurkan ketika aku sudah memulai dengan kesalahan. Sejak awal aku sudah kepalang ramah, kepalang mulia, dan berlagak suka menerima tamu siapa saja. Maka untuk tiba-tiba murka hanya karena tamu ini tidak membawa keuntungan apa-apa, adalah soal yang aku tak mungkin melakukannya. Jalan satu-satunya adalah mengakhiri pertemuan ini baik-baik dan melanjutkan pekerjaanku.
Naah baru di saat itulah terbuka seluruh rahasia. Orang ini diam-diam mengambil sesuatu dari tasnya dan menyodorkan kalender sera jadwal puasa untuk dibayar suka rela. ‘’Saya edarkan secara terbatas, hanya kepada orang-orang yang baik hatinya,’’ katanya gembira. Saya bayar barang itu segera dengan uap mengepul di kepala dan senyum ramah merana. Tapi selebihnya adalah pertanyaan keras kepada diriku sendiri; orang ini seorang penipu, atau aku sendiri yang mudah tertipu oleh harapan-harapanku




Kura-Kura dalam Perahu (Pura-pura tidak tahu/ bodoh)
Loper koran sungguh merupakan anak yang luar biasa, semangat hidup dan pengertian kehidupan akan hidup dan kehidupan yang mendasar menyertai kekayaan ilmunya.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.


Kura-Kura dalam Perahu (Pura-pura tidak tahu/ bodoh) Juara Kampung Derit rantai sepeda mini usang seorang anak tanggung loper koran seolah memecah keheningan subuh, sorot matanya bening berkilat menatap pagi penuh energi dan harapan baru. Dengan enerjik, tangan kiri memegang setang sepeda, sementara tangan kanannya melempar koran ke halaman setiap rumah. Pekerjaan ini dilakukan rutin setiap pagi dan sore, riang tanpa rasa canggung atau malu, seolah memang olah raga rutin pagi sore yang menyehatkan tubuh.
Dia adalah anak kampung yang lain dari kebanyakan anak yang masih molor sambil mendengkur di dalam hangatnya sarung menyambut datangnya subuh. Walau tubuhnya ceking, namun tampak sangat bugar. Segudang prestasi dan penghargaannya sekolah maupun di lingkungan, mulai dari akademis hingga spiritual juga disapu habis oleh anak kampung ini.
Kesemuanya biaya pendidikan anak ini merupakan hasil keringat sendiri menjadi loper koran pagi dan sore, selain itu masih tersisih sebagian besar jumlah penghasilannya untuk membantu biaya hidup adik dan ibunya yang sudah ditinggal sang ayah. SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggipun dilaluinya mulus dengan beasiswa, hingga suatu saat datanglah kesempatan emas untuk bekerja dan dididik khusus oleh negara untuk menjadi calon pejabat tinggi.
Kesempatan kali ini tidak datang dengan mudah, karena syaratnya selain sarjana lulusan terbaik, juga wajib melalui proses seleksi ketat berikut masa karantinanya. Mata sang loper koran ini mulai terbuka ketika dia terseleksi masuk menjadi nominasi sarjana teladan ini. Di atas langit masih ada langit, ternyata yang menyandang predikat terbaik di seluruh negri ada ratusan sarjana. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur negrinya, mulai anak orang kaya hingga miskin, sangatlah beragam.
Test pertama adalah Seleksi Nilai, dari ratusan sarjana teladan terjaring hanya sekitar 50 orang sarjana yang qualified. Si Loper koran dengan mulus menjadi salah satu diantara 50 sarjana terbaik.
Test kedua adalah Seleksi Pengetahuan Umum dan Sosial. Seleksi ini dilakukan dengan membagi 50 sarjana ini menjadi 5 kelompok. Dalam setiap kelompok akan dikompetisikan kemampuannya dalam forum pengetahunan umum dan sosial. Setiap kelompok hanya akan terpilih 1 orang saja yang akan keluar sebagai sarjana terbaik.
Proses menjalani persiapan, pelaksanaan hingga seleksi test ini tentunya menyita perjuangan tenaga dan waktu. Harap-harap cemas menunggu siapakah yang akan keluar sebagai 5 orang sarjana terbaik yang tentunya menjadi impian dan kebanggaan setiap orang di negrinya. Keseluruhan proses memakan waktu satu bulan, sekali lagi sang loper koran kembail terjaring sebagai 5 sarjana calon pegawai terbaik. Sungguh suatu kebanggaan baginya dan sang ibu, bahwa hanya seorang anak kampung yang miskin, loper koran pagi sore mampu lulus terpilih sebagai salah satu dari lima sarjana terbaik di negrinya.
Tahap ketiga, proses terakhir untuk menentukan siapa sarjana terladan terbaik yang akan berhak mendapatkan pelatihan khusus dari negara dan akan posisi karir strategis sebagai pejabat tinggi pemerintahan. Test ketiga ini sungguh tidak sederhana, kelima sarjana terpilih harus dikarantinakan selama satu bulan. Mereka akan mendapatkan kasus kondisi riil yang memang sedang terjadi di masyarakat untuk dievaluasi. Pada Senin pertama bulan berikutnya, kelima sarjana dihadapkan satu sama lain dalam satu forum terbuka di alun-alun pusat kota. Mereka harus memaparkan dan mempertahankan hasil evaluasinya, serta mengemukakan usulan penyelesaian kasus yang sedang dihadapi masyarakat saat ini.
Satu bulan tentunya bukanlah suatu yang singkat, namun bukan juga waktu yang cukup untuk mengevaluasi kasus riil yang sedang terjadi hingga memberikan dan mempertahan pandangan hingga usulan penyelesainya. Apalagi mereka semua hanya berbekal ilmu yang mereka timba dari sekolah tanpa pernah praktek secara nyata sebelumnya.
Diantara kelima calon ini terdapat seorang sarjana kaya, dia pintar dan sangat berambisi. Didukung oleh orang tuanya yang punya koneksi kusus di jajaran pejabat penentu hasil seleksi ini.
Si kaya mempunyai seorang sangat pintar sebagai penasehatnya. Satu per satu profil dan latar belakang keempat calon lainnya sudah berada ditangannya dalam sekejap. Perlahan dan halus dua orang calon telah dapat disingkirkannya dengan mudah, keduanya setuju untuk mengalah dalam forum terbuka nanti dengan imbalan sejumlah uang.
Selanjutnya tinggal Si Loper koran dan seorang Si Kutubuku yang harus disiasati. Si kaya memerintahkan penasehatnya untuk menyelidiki Si Loper dan Si Kutubuku untuk mencari tahu apa dan bagaimana mereka dalam kesehariannya.
Si penasehat mengunjungi Kutubuku, Kutubuku bicaranya sedikit, lurus tanpa tergoyahkan akan uang, karena memang latar belakang keluarganya berada. Setiap waktu terlihat selalu tangannya memengang buku, memang benar-benar seorang sarjana Kutubuku. Tampaknya merupakan musuh yang sangat tangguh.
Lain Kutubuku lain pula Si Loper yang tampak sangat bertolak belakang. Si Loper penampilannya ketinggalan jaman, tampak sangat sebagai anak kampung, kurang pergaulan dan pengetahuannya juga biasa-biasa saja, bicaranya malu-malu dan kurang tegas, terkadang beberapa kata asingpun tidak nyambung dan tidak dapat dilafalkan dengan benar. Kamar karantinanyapun hanya terdapat melompong, hanya beberapa buku, sebuah buku catatan yang sudah lusuh dan pena plastik tergeletak di atas meja. Disimpulkan Loper bukanlah musuh yang tangguh, juga sangat dimungkinkan lolos seleksi test kedua karena kebetulan saja.
Si kaya tertawa lebar setelah mendapat laporan dari penasehatnya, "Ini tidak serumit yang aku kira, ternyata yang harus aku hadapi hanya Si Kutubuku saja dan satu lagi hanya sekedar juara kampung bodoh yang kebetulan lolos seleksi. Aku pasti terpilih menjadi pemenang Sarjana Teladan ini." Serunya yakin.
Segera Si Kaya menghubungi koneksi ayahnya yang berpengaruh dalam forum kompetisi, dia menjanjikan sejumlah uang sebagai imbalan untuk menjegal Si Kutubuku dalam forum. Sementara Si Loper baginya tidaklah membahayakan, sudah pasti akan tumbang di tengah jalan karena dimata Si Kaya hanyalah seorang juara kampung kecil bukan tandingan seimbangnya.
Matahari mulai menyembul diantara pepohonan rindang alun-alun tengah kota. Senin minggu pertama telah tiba, deretan kursi undangan telah tertata rapi. Masa mulai dari pelajar, ibu-ibu, bapak-bapak hingga para pedagang kaki lima terlihat mulai menyemut memadati lingkar alun-alun. Mereka semua ingin tahu siapa anak bangsa yang beruntung untuk dididik menjadi pejabat tinggi negara itu.
Para undanganpun mulai berdatangan memenuhi tempat duduk yang disediakan, acara akan dimulai pukul 7.30 pagi. 5 menit sebelum dimulai para undangan dipersilahkan berdiri menyambut Mentri Pendidikan sebagai V VIP yang mewakili pihak pemerintah. Sekilas setelah sambutan Pak Mentri, forum pun dimulai. Masing-masing 5 peserta hanya berkesempatan 20 menit menyampaikan paparan mereka, selanjutnya serbuan pertanyaan oleh para juri penilai atas paparan mereka.
Penilaian juri dilakukan dalam dua tahap, 1. Tahap Penyisihan dan 2.Tahap Final. Penilaian juri dilakukan langsung di atas papan score. Di Tahap Penyisihan, kedua perserta yang sudah terkena uang semir memang banyak tidak bisa menjawab atas pertanyaan yang diajukan. Seperti prediksi Si Kaya, keduanya tersisihkan dengan mudah.
Masuk ke Tahap Final hanya tinggal Si Kaya, Si Kutubuku dan Si Loper. Kutubuku menjadi sasaran utama juri penilai untuk disisihkan dalam tahap ini. Skenario berjalan lancar, bombardi pertanyaan sang juri bayak yang tak terjawab Kutubuku dan nilainyapun mulai tertinggal oleh Si Kaya dan Si Loper.
Kini tinggal dua calon yang dijagokan menduduki posisi Sarjana Teladan. Mereka tampak sangat kontras Si Kaya yang tampak sangat pandai dan rapi, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pandai. 5 pertanyaan terakhir dilontarkan, anehnya bukannya membuat nilai berpihak kepada Si Kaya, namun justru membuat posisi perolehan angka mereka seimbang antara Si Kaya dan Loper. Wow, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pergaulan itu mulai unjuk gigi atas kebolehannya.
"Loper, Loper, Loper ....."Teriak penonton yang mulai tegang dan bersimpati atas gigihnya dan kebolehan si Loper dalam meladeni pertanyaan juri penilai.
Sungguh seru dan tegang kondisi saat itu, waktu terpaksa diperpanjang untuk pertanyaan tambahan. Kondisi semakin tegang ketika dua pertanyaan pamungkas telah dilontarkan dan tetap tidak merubah keadaan perolehan nilai yang sama Kaya dan Loper. Sungguh tidak dinyana, kalau anak kampung itu mempunyai kemampuan seimbang dengan si Kaya yang serba ada.
Sambil mengangkat tangannya, tiba-tiba Pak Mentri berdiri meminta waktu untuk bicara. "Saya ingin satu pertanyaan terakhir yang bersifat umum datangnya dari penonton yang hadir di sini," seraya menunjuk seorang ibu pedagang jamu tua yang sedang mengendong cucunya.
"Ibu, bisakah membantu kami dengan menyumbangkan satu pertanyaan saja." Pinta Pak Mentri.
Sambil mengeryitkan dahi ibu tua itu bertanya, " Nak, jadi pejabat tinggi itu pemerintah apa sih? Saya dari tadi kok tidak mudeng (ngerti)." Tanya ibu tua itu dengan polosnya.
Si Kaya dengan yakin dan pongahnya bergaya layaknya para pejabat yang lagi kampanye,
"Bundaku, itu artinya saya akan menjadi salah satu faktor penting untuk penentu arah kehidupan bangsa kita. Saya akan memberikan banyak kemudahan bagi rakyat kecil, contohnya sekolah gratis, makanan murah serta pengobatan gratis." "Saya tidak sekedar janji, saya akan membuat membuat rakyat hidup makmur."
Wow, mendengar jawaban ini seraya gemuruh tepuk tangan bergema mendengarkan janji surga seorang yang baru berangan-angan menjadi pejabat tinggi.
Kini giliran si Loper menjawab, dengan wajah yang sedikit merunduk dan dada terbusung seolah ada dentuman bedug di dalam dadanya, maka perlahan dan pasti berkatalah dia
"Ibu, Pejabat itu berarti tanggung jawab, maka Pejabat Tinggi berarti tanggung jawab yang sangat tinggi dan besar yang dipercayakan masyarakat di pundaknya. Seseorang yang menerimanya harus mengemban misi masyarakat dan berusaha dengan sepenuh hati tanpa pamrih berjuang untuk mewujudkannya. Seseorang yang menerimanya sudah menjadi wakil dan milik orang banyak dan bukan menjadi dirinya lagi sebagai seorang pribadi."
Jawaban ini membuat bukan menghasil tepuk tangan yang riuh, melainkan suasana senyap dan hening. Para pejabat dan pegawai pemerintah yang hadir merasa bagai disambar geledek, ini bagai tamparan keras seorang Loper koran bagi mereka yang hanya mencari popularitas untuk keuntungan pribadi semata.
Hening sekejap itu berubah menjadi tepuk tangan panjang sambil berdiri dari semua orang yang menyaksikan jawaban telak dan sangat dramatis oleh si Loper koran ini. Para juripun tak kuasa untuk duduk dan bersikap angker, merekapun ikut berdiri dan bertepuk tangan. Piagam dan Piala kemenangan menjadi Sarjana Teladan dan kesempatan berkarir sebagai pejabat tinggipun diserahkan dengan bangga kepada si Loper koran. Pilihan yang sungguh tepat.
Pembaca yang budiman,
Loper koran sungguh merupakan anak yang luar biasa, semangat hidup dan pengertian kehidupan akan hidup dan kehidupan yang mendasar menyertai kekayaan ilmunya.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.

Pesan moral strategi ini,
The law of attraction, itu istilah yang lagi ngetop saat ini. Sikap dan kondisi yang tampak biasa-biasa saja juga akan memberikan respon sekeliling kita menjadi bersahabat. Hal ini tidak akan mengundang feedback kecurigaan ataupun hal yang buruk.

Sementara kekayaan internal berupa mental, ahlak dan ilmu pengetahuan dibarengi dengan sikap rendah hati, sederhana dan tulus, justru akan membuat alam dan lingkungan mendorong kita menjadi sosok yang luarbiasa dengan otomatis, baik kita inginkan ataupun tidak.

Kisah asli terjadi pada saat Wei pangeran muda dinobatkan menjadi raja (239 AD) mengantikan ayahnya yang sakit parah. Cao Shuang sang Jendral langsung mengambil alih kendali dan mengeser mentri Sima Yi yang loyalis.

Sima Yi dengan cepat membaca situasi dan menarik diri dari kegiatan dan mengabarkan dirinya sakit keras. Bahkan saat Li Sheng gubernur Jinzhou yang diangkat Cao Shuang menjenguknya, Sima Yi terlihat tua, letih, lemah dan pikun.

Kabar Li Sheng membuat Cao Shuang lalai. Sima Yi tetap presisten dan sabar menyusun kekuatan hingga strategi untuk memulihkan kekuasaan sang raja yang akhirnya terwujud pada 249 AD. Chao Shuang serta kaki tangannya menjalani hukuman berat.




Percaya Diri ? Arogan? Minder?
Minder adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan.

Percaya Diri ? Arogan? Minder?Percaya diri (self confidence) adalah sikap yang menunjukkan seseorang yakin akan suatu produk atau jasa. Tidak hanya produk atau jasa, juga yakin akan suatu sistem yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Dapat dikatakan, percaya diri adalah sikap yakin terhadap sesuatu. Seseorang dapat memiliki percaya diri yang baik apabila orang tersebut dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dan dapat menunjukkan suatu sikap yakin kepada orang lain. Percaya diri dikembangkan dengan memikirkan secara mendalam sewaktu menghadapi suatu, bertanya pada diri sendiri apakah yang harus dilakukan dan bagaimana menyampaikannya kepada orang lain. Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan. Percaya diri menyatakan seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya. Percaya diri diwujudkan dengan menatap mata orang lain sewaktu berbicara, tidak melipat kedua tangan seperti kedinginan sewaktu berbicara kepada orang lain, tidak mengalihkan pandangan kepada hal lain sewaktu berbicara kepada orang lain dan cepat mendengar daripada berbicara. Sikap percaya diri dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.
Arogan adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan. Merasa diri dapat melakukan segala hal tanpa bantuan siapa-siapa. Dalam kamus kepribadian, sikap arogan termasuk dalam kategori sikap percaya diri yang berlebihan (over self-confidence). Arogan dapat terlihat dari sikap seseorang yang menonjolkan diri lebih daripada orang lain, belum diminta sudah menawarkan diri, tidak berperasaan, tidak peduli pendapat orang lain, kurang sabar, panik, melakukan tugas dengan amarah.
Minder adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan juga. Selalu merasa diri bodoh, merasa diri tidak memiliki pendidikan yang cukup, merasa didi tidak mampu melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain, rikuh, merasa diri tidak berguna, merasa diri selalu salah dan iri hati. Orang minder disebabkan karena orang tersebut tidak mendidik diri sendiri dengan membaca buku-buku, membaca media, menyampaikan pemikiran kepada orang lain. Hanya menunggu supaya orang lain melakukan sesuatu kepada dirinya. Orang minder dikatakan sebagai orang angkuh karena selalu menyalahkan orang lain. Padahal masalah timbul selalu dari diri sendiri.
Sewaktu kita menjalankan ibadah, sikap minder diperlukan, untuk menyadari adanya Yang Maha Kuasa, maka kita sadar bahwa kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi sikap minder TIDAK DIPERLUKAN dalam hubungan antar manusia. Karena pada dasarnya, setiap manusia selalu berbuat salah. Jika sikap minder dibawa dalam hubungan antar manusia, maka terjadilah konflik. Apalagi sangat berbahaya, jika sikap minder dibawa dalam urusan pekerjaan dan bisnis. Tidaklah mengherankan di Indonesia seringkali terjadi konflik karena setiap individu membawa sikap minder dalam hubungan antar manusia.
Maka tanyalah pada diri Anda sendiri sebagai berikut :
Apakah saya termasuk orang yang memiliki percaya diri yang baik?
Apakah saya termasuk orang yang arogan?
Apakah saya termasuk orang yang minder?
Saya anjurkan PILIHLAH menjadi orang yang memiliki percaya diri yang baik.





terapi menangis, untuk sukses
terapi menagis! untuk sukses! kayaknya terlalu dipaksakan, tetapi aku pernah mencoba dan menemukan keberhasilan dengan cara ini.

terapi menangis, untuk suksesuntuk bisa menagis, kita harus tahu menagis karena apa? saya pernah menjalani nya dengan memulai memutar cd harunyahya dan mengamati apa isi cd tersebut.
ternyata dibalik alam semesta ada yang menciptakan, yakni TUhan Yang maha Esa, saya mengamati pencipatannya, hingga sampai pada perenungan bahwa saya sedemikian kecil dan lemah
akhirnya dengan keterkecilan yang saya miliki, saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, untuk terus diberi ilmu tentang Nya, agar pengabdian saya terhadapNya bisa lebih baik, maklumlah saya kan ciptanNnya, masak gak mengenalNya sama sekali kan lucu! kagak ada terimakasihnya (istilahnya)
berikutnya sambil mengembara berbisnis, saya sempatin mensyuuri apa apa yang Dia berikan pada saya, sedikit apapun. dan ternyata saya sudah bisa menagis karena mengahadapi Yang Maha Sempurna. menagisnya saya bukan karena minta bisnis saya lancar, tetapi saya menagis karena posisi saya sebagai ciptaanNya yang harus terimakasih kepadaNya, sambil merenungi siapa Dia, melalui ciptaan-ciptaanNya
Pada saat setelah menangis itulah seolah bisnis saya dimudahkan. Saya menjalani terapi ini sekitar 1 tahun, dan inspirasinya saya dapatkan dari teman di Solo (pemilik ayu press)
sekarang saya sudah menjadi PNS, bsinis saya yang bergerak di Pulsa sudah tembus omzet 2 milyard, lembaga pendidikan saya sudah menghasilkan sepetak sawah (baru jalan lho) dan byannyak lagi!
maka jangan mengis karena bisnis gagal
tetapi menagislah karena kemaha perkasaannNya dan karena syukur kita (setelah melalui perenungan terhadap penciptaannya), semoga bisnis anda lancar, selamat mencoba
jika ingin tahu lebih lanjut silakan kontank saya, saya siap berbagi, dan sipa membuat buku tentang itu!
sukses untuk kita!




Ubah Dulu Yang Di Dalam
Saat renovasi rumah, si empunya rumah sudah merencanakan untuk memasang sebuah lukisan potret keluarga di ruang tamu yang telah ditatanya dengan indah. Lukisan itu telah dipesannya melalui seorang seniman pelukis wajah yang terkenal dengan harga yang tidak murah. Tetapi, saat lukisan itu tiba di rumah dan hendak di pasang, dia merasa tidak puas dengan hasil lukisan dan meminta si pelukis merevisiya sesuai dengan gambar yang dibayangkan.
Apa daya, setelah diperbaiki hingga ke tiga kalinya, tetap saja ada sesuatu yang tidak disukai pada lukisan tersebut sehingga setiap si pemilik rumah melintas ruang tamu, selalu timbul ketidakpuasan dan kekecewaan. Itu sangatlah mengganggu pikirannya. Menjadikan dirinya tidak senang, uring-uringan, jengkel, kecewa dan sebal dengan ruang tamunya yang indah itu. Semua gara-gara sebuah lukisan!

Ubah Dulu Yang Di DalamSuatu hari, datang bertamu satu keluarga sahabat ke rumah itu. Sahabat ini termasuk pengamat seni yang disegani di lingkungannya. Saat memasuki ruang tamu, setelah bertukar sapa dengan akrab dengan tuan rumah, tiba-tiba mereka bersamaan terdiam di depan lukisan potret keluarga itu. Si tuan rumah buru-buru menyela, "Teman, tolong jangan dipelototi begitu dong. Aku tahu, lukisan itu tidak seindah seperti yang aku mau, tetapi setelah di revisi beberapa kali jadinya seperti itu, ya udah lah, mau apalagi?" "Lho, apa yang salah dengan lukisan ini? Lukisan ini bagus sekali, sungguh aku tidak sekedar memuji. Si pelukis bisa melihat karakter obyek yang dilukisnya dan menuangkan dengan baik di atas kanvas, perpaduan warna di latar belakangnya juga mampu mendukung lukisan utamanya. Betul kan bu?" Tanyanya sambil menoleh kepada istrinya.

"Iya, lukisan ini indah dan berkarakter. Jarang-jarang kami melihat karya yang cantik seperti ini. Kamu sungguh beruntung memilikinya", si istri menambahkan dengan bersemangat. Kemudian mereka pun asyik terlibat diskusi tentang lukisan itu.

Setelah kejadian itu, setiap melintas di ruang tamu dan melihat lukisan potret keluarga itu, dia tersenyum sendiri teringat obrolan dengan sahabatnya. Kejengkelan dan kemarahannya telah lenyap tak berbekas.

Pembaca yang budiman,

Jika sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita yang tidak mampu kita rubah sesuai dengan keinginan kita atau selera kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang kitalah yang berbeda.  Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada.

Dengan merubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi diluar juga  ikut berubah.


Di kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan, Selamat hari natal 2007 dan Tahun Baru 2008! Mari kita pelihara semangat dan kebahagiaan kita, bukan dengan merubah dunia sesuai dengan keinginan kita, tetapi menerima perubahan dengan cara merubah yang ada di dalam diri kita terlebih dulu.

 
Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso
 
 
 
 
Perencanaan Untuk Meraih Sukses
yang diharapkan, apa yang sudah ia rencanakan hanya akan tertinggal di atas kertas belaka - tidak terwujud dalam tindakan nyata. Dalam hal ini, mau tidak mau mentalitas dan pola pikir orang yang bersangkutan harus diubah terlebih dahulu.Jika seseorang memiliki komunitas yang kurang mendukung dan mentalitasnya belum terbangun untuk membuat perencanaan, orang seperti itu seperti berada dalam ‘lingkaran setan'; ia tidak memiliki faktor pendukung, tekad yang besar, kemampuan untuk merencana, atau persiapan apapun. Untuk bisa meninggalkan hal-hal negatif tadi dan membuat perencanaan untuk meraih sukses, hal pertama yang dibutuhkan adalah mentor. Ketika ada seseorang yang bisa menjadi mentor dalam hidupnya, ia akan bisa menerima arahan dan dibawa melewati suatu proses persiapan. Melalui hal-hal ini, tekad dan kesungguhan untuk melangkah akan menjadi jauh lebih mudah dibangun.
Dengan demikian, meskipun ia tidak berada di lingkungan yang kondusif, setidaknya ia memiliki seseorang yang mengharapkan dan terus mendukung dia untuk menjadi berhasil. Selama masih ada helping hand, masih ada harapan bagi orang yang berada dalam ‘lingkaran setan', asalkan orang yang bersangkutan bersedia menyambut helping hand itu. Selama masih ada orang yang mau menolong -dan orang yang ditolong mau meresponi dengan baik- akan selalu ada hasil.
Seringkali seseorang mendapati 1 fase dalam hidup ini di mana Tuhan ikut campur tangan dengan cara mengirimkan orang lain untuk menolong dirinya. Ketika ia tidak meresponinya dengan baik, kesempatan itu berlalu dan akhirnya penyesalan lah yang timbul. Karenanya, pastikan Anda terus belajar meresponi setiap pertolongan yang datang. Mungkin pertolongan itu kadang kala menyinggung ego atau harga diri kita, tetapi pada akhirnya pertolongan itu akan menolong diri kita sendiri.
Indikator penguji
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menguji apakah perencanaan yang kita buat sudah cukup baik. Yang pertama, apakah perencanaan tersebut sudah cukup detil dan sistematis? Semakin detil dan sistematis perencanaan yang kita buat, semakin baik perencanaan tersebut.Indikator yang kedua adalah perencanaan yang jauh ke depan; bukan hanya sekedar dari hari ke hari, melainkan untuk 1 atau 2 tahun ke depan, atau (minimal) setengah tahun ke depan. Ketika kita mengetahui apa yang akan dicapai setengah tahun ke depan, dengan sendirinya langkah-langkah yang akan kita ambil setiap hari (minggu, bahkan bulan) akan menjadi sangat sistematis dan detil.Indikator ketiga, apakah perencanaan itu cukup realistis?
Sebuah perencanaan yang tidak realistis secara otomatis akan berakhir pada kegagalan. Lalu, indikator terakhir dari perencanaan yang baik adalah perencanaan yang ‘rangkap' - dengan kata lain, jika plan A gagal, kita memiliki plan B. Semua orang bisa membuat perencanaan. Selama ia tahu dengan pasti apa yang ingin dicapai, ia hanya perlu belajar memahami langkah-langkah untuk menggapai apa yang ingin diraihnya. Ketika ia mulai melakukan langkah-langkah tersebut, tanpa disadari sebenarnya ia sedang membuat perencanaan.
Semua manusia punya kemampuan untuk membuat perencanaan. Tuhan menganugerahkan otak yang dilindungi oleh tempurung kepala yang sangat keras dengan tujuan agar kita bisa mempergunakan otak untuk merencanakan/merancang apa yang ingin kita raih di waktu mendatang. Contoh yang paling sederhana dalam membuat perencanaan adalah ibu-ibu rumah tangga yang membuat planning menu selama seminggu ke depan. Contoh lainnya yang seringkali alpa dilakukan dan membawa efek negatif di kemudian hari adalah perencanaan dalam menggunakan uang. Jika kita tidak membuat perencanaan dengan baik, maka gaji sebulan bahkan THR yang baru kita terima dapat habis hanya dalam seminggu. Padahal, jika kita bisa membuat perencanaan dengan baik dan tidak lupa menabung, pengelolaan keuangan kita pasti akan lebih teratur dan terencana.
Contoh yang lain lagi adalah dalam hal keluarga. Pasangan muda yang baru menikah biasanya tidak merencanakan kapan mereka akan memiliki anak. Dengan adanya desakan dari orangtua atau keluarga, biasanya mereka memilih untuk cepat-cepat memiliki anak. Padahal, memiliki anak di jaman sekarang juga berarti peningkatan dalam hal pengeluaran, apalagi dengan bertambahnya usia anak. Kita pasti tidak ingin menyekolahkan anak di sekolah yang ‘asal-asalan'. Masalahnya, sekolah yang baik tidak ada yang murah. Itu berarti, kita harus membuat perencanaan dari awal: apakah secara ekonomi kita sudah cukup mapan untuk mempunyai anak, atau apakah anak kita sudah cukup siap untuk mendapatkan adik? Tanpa perencanaan yang baik, ini semua justru akan menjadi beban bagi kita sendiri, dan kondisi perekonomian pun tidak kunjung menjadi mapan karena banyaknya tanggungan yang harus dipikul sementara pemasukan kita masih terbatas.Inilah yang sering menjadi alasan mengapa banyak orang masih menjalani kehidupan yang begitu-begitu saja, atau bahkan lebih buruk, ditambah dengan adanya inflasi, resesi dan krisis ekonomi yang semakin memberatkan.
Saya pribadi sudah menikah selama 8 tahun, tapi saya baru memiliki 1 orang anak. Bukan karena kami tidak bisa atau tidak mau, tetapi karena kami merencanakannya. Saya menghendaki anak saya lahir ketika kondisi perekonomian kami sudah lebih mapan sehingga kami tidak akan ‘terbebani' oleh anak kami, dan di sisi lain anak kami pun tidak akan terlunta-lunta.
Faktor penyebab kegagalan
Ada 5 hal yang dapat menyebabkan seseorang gagal melaksanakan rencana yang disusunnya. Yang pertama adalah kurangnya tekad dan kekonsistenan. Setelah membuat perencanaan, orang yang bersangkutan harus belajar mendisiplin diri sendiri untuk melakukan setiap langkah yang sudah ia rencanakan dengan detil dan konsisten, sehingga apa yang dilakukannya dapat terus mengalami peningkatan. Tanpa tekad, konsistensi dan disiplin, kita tidak akan pernah bisa melihat sebuah rencana terwujud dalam realita.Penyebab kedua adalah kurangnya persiapan. Kadang kala kita sudah merencanakan sesuatu dengan baik, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya persiapan.
Penyebab ketiga adalah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti suami atau isteri, anak-anak maupun keluarga. Kadang, kurangnya dukungan bisa melemahkan fighting spirit yang kita miliki sehingga membuat kita gagal meraih rencana.
Yang keempat adalah mentoring. Seringkali seseorang gagal mewujudkan rencana karena ia tidak memiliki mentor yang bisa memberi arahan, menolong untuk menetapkan langkah-langkah persiapan ataupun menerapkan pendisiplinan pribadi atas hidup orang yang bersangkutan.Penyebab yang terakhir adalah campur tangan Tuhan, seperti yang terdapat dalam istilah ‘Manusia merencana, Tuhan juga yang menentukan'. Itu sebabnya, kita perlu terus belajar membangun kerohanian dan keimanan kita, sehingga campur tangan Tuhan bisa terus nyata dalam hidup kita. Mungkin orang menyebutnya sebagai keberuntungan, namun sesungguhnya keberuntungan itu sendiri merupakan pekerjaan Tuhan yang Ia lakukan secara diam-diam.Jenis mentalitas yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang kita rencanakan adalah kekonsistenan dan fighting spirit - diperlukan adanya driving force yang tidak akan padam oleh situasi dan kondisi di sekitar kita.
Selain itu juga dibutuhkan tekad yang besar, sehingga apa yang sudah kita rencanakan akan bisa terwujud. Untuk bisa membangun mentalitas seperti ini amat diperlukan peran seorang mentor, apalagi jika keluarga kita tergolong orang-orang yang sekedar menjalani hidup belaka, sehingga tidak ada figur yang bisa kita teladani guna mengadopsi semangat dan tekadnya. Dengan adanya seorang mentor yang sudah terbukti berhasil, kita bisa dengan mudah terinspirasi untuk meniru keberhasilan dan apa yang ia lakukan dalam meraih pencapaian tersebut.
Selain itu, kita juga membutuhkan adanya orang-orang maupun resources yang bisa memberikan input inspirasional dalam hidup kita. Selanjutnya, kita membutuhkan komunitas yang mendukung. Dengan adanya ketiga hal ini, akan jauh lebih mudah untuk membangun dan memiliki mentalitas seorang pejuang, sehingga apapun yang kita rencanakan pasti bisa terwujud.

Perencanaan yang ideal
Untuk memastikan apa yang kita rencanakan dapat selalu terwujud, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:Pertama, kita perlu mengenali posisi atau keberadaan kita yang sekarang, serta goal atau tujuan yang ingin dicapai. Tanpa mengetahui dengan pasti kondisi dan tujuan yang ingin diraih, perencanaan yang kita buat akan sia-sia, karena tidak ada kejelasan mengenai goal dan titik awal untuk mulai melangkah.Kedua, kita harus bersikap realistis; jangan membuat perencanaan yang muluk atau berlebihan. Buatlah perencanaan serealistis mungkin.Yang ketiga, pastikan kita melakukan perencanaan sedetil dan sesistematis mungkin.
Semakin detil perencanaan kita, peluang perwujudan rencana tersebut menjadi semakin besar.Keempat, kita perlu membuat beberapa perencanaan dengan tujuan yang sama - inilah yang disebut sebagai ‘perencanaan rangkap.'Kelima, pastikan kita memiliki orang-orang yang dapat memberi input atau masukan kepada kita guna mencapai rencana tersebut.
Semakin banyak orang yang menolong dan mempertajam kita dalam perencanaan yang kita buat, semakin baik rencana tersebut. Bicara tentang perencanaan yang ideal, alangkah baiknya jika kita membuat perencanaan setiap 6 bulan, tapi tujuan besar yang ingin kita raih minimal harus direncanakan untuk 3 atau 5 tahun ke depan.
Sementara itu, tujuan besar yang ingin kita raih tersebut harus mulai di-break down dengan apa yang ingin kita raih setiap tahun atau setiap 6 bulan. Hal ini akan menolong untuk mengevaluasi apakah perencanaan kita berjalan sesuai dengan yang direncanakan, atau justru sebaliknya.
Sebenarnya, selama kita bisa membuat perencanaan serealistis, sedetil dan sesistematis mungkin -apalagi jika kita membuat perencanaan setiap 3 atau 6 bulan dan perencanaan tersebut di-break down lagi menjadi per bulan atau per 2 minggu- akan jauh lebih mudah untuk mengevaluasi apakah perencanaan yang kita buat sudah berjalan dengan baik.
Pastikan Anda merencanakan hidup Anda dengan baik, karena perencanaan yang baik akan menghasilkan kesuksesan yang baik juga. Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya. ~ Steven Agustinus ~www.kesuksesan-sejati.blogspot.com
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar