Rabu, 18 Januari 2012

Cara Jitu Budidaya Cabai Merah

Apa kabar para sehatcommunity? Bisnis cabai merupakan salah satu pilihan bisnis yang menggiurkan. bagaimana tidak? Meskipun harganya fluktuatif, tetapi petani yang konsisten akan merasakan bagaimana manisnya untung dari budidaya cabai. Tentu anda masih ingat bagaimana harga cabai mencapai 80 ribu per kg. Nah,, untuk mendapat untung dari budidaya cabai, kita harus faham bagaimana teknis budidaya yang benar

Cabai merah (Capsicumannuum) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditassayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan mempunyaiprospek pasar yang menarik. Buah cabai selain dapat dikonsumsi segar untukcampuran bumbu masak juga dapat diawetkan misalnya dalam bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering. Lantas bagaimana cara budidaya yang benar?


PERSYARATAN TUMBUH
Cabai merah cocok dibudidayakan, baik di dataranrendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian0–1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang berstrukturremah atau gembur, subur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara 6–7.Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Hal tersebut berhubungan dengantempat tumbuh tanaman cabai (sawah atau tegalan). Tanaman cabai yangdibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan ditegalan ditanam pada musim hujan. Dengan pemilihan musim tanam yang tepat,diharapkan pada saat pertumbuhan tanaman, kandungan air sawah tidak berlebihandan di tanah tegalan masih cukup air untuk pertumbuhan cabai.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Varietas yang dianjurkan
Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merahantara lain adalah Lembang–1, Tanjung–2,Hot Chilli, Hot Beauty dan sebagainya. Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha.

2. Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat(50°C) atau larutan Previcur N (1 cc/l) selama satu jam. Benih disebar secara merata pada bedenganpersemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1),kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedenganpersemaian diberi naungan/atap dari screen/kasa/plastik transparan, persemaianditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari,bibit dipindah kedalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama(tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelahberumur 4-5 minggu.

3. PengolahanLahan
a. Lahankering/tegalan
Lahan dicangkul sedalam 30-40 cmsampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30cm, dan jarak antar bedengan 30 cm. Lubangtanam dibuat dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm) atau 50 cm x 70 cm, sehingga dalam tiap bedengan terdapat 2 baristanaman.
b. Lahansawah
Tanah dicangkul sampai gemburkemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan antara bedengan dibuatparit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Dibuatlubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukanpengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha pada 3-4 minggusebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah dengan cara disebar dipermukaan tanah dan diaduk rata).




4. Pemupukan
a. Untuk penanaman cabai secara monokultur di lahankering
Pupukdasar yang diberikan berupa pupuk kandang kuda atau sapi sebanyak 20–40 ton/hadan pupuk buatan TSP 200–225 kg/ha diberikan sebelum tanam.
Pupuk susulan berupa Urea 100–150kg/ha, ZA 300–400 kg/ha, dan KCl 150–200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6dan 9 minggu setelah tanam.
b. Untuk penanaman cabai secara tumpang gilir dengan bawangmerah
Bawang merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–20 ton/ha dan TSP150–200 kg/ha diberikan 7 hari sebelum tanam, kemudian Urea 150–200 kg/ha, ZK400–500 kg/ha dan KCl 150–200 kg/ha diberikan pada umur 7 dan 25 hari setelahtanam masing-masing ½ dosis.
Cabai merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–15 ton/ha danTSP 100–150 kg/ha diberikan seminggu setelah tanam. Urea 100–150 kg/ha, ZA 300– 400 kg/ha dan KCl 100 – 150 kg/ha diberikan pada umur 4, 7 dan 10 minggusetelah tanam.
c. Untuk penanaman cabai secara tumpangsari dengan kubisatau tomat
Pupuk kandang kuda atau sapi 30 – 40 ton/ha dan NPK 15:15:15sebanyak 700 kg/ha diberikan seminggusebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk secara rata dengan tanah. Pupuksusulan diberikan dalam bentuk pupuk NPK 15:15:15 yang dicairkan (1,5-2 g/l air), dengan volumesemprot 4000 l larutan/ha. Pupuk tersebut diberikan mulai umur 6 minggu sebelumtanam dan diulang tiap 10-15 harisekali.

5. Penggunaan mulsa
Mulsa digunakan untuk menjaga kelembaban, kestabilanmikroba tanah, mengurangi pencucian unsur hara oleh hujan dan mengurangiserangan hama. Mulsa dapat berupa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) pada musim kemarau, yangdiberikan dua minggu setelah tanam atau berupa mulsa plastik hitam perak untuk musim kemarau dan musim hujan.


6. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan paling lambat 1–2 minggu setelahtanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Pengairan diberikan dengancara dileb (digenangi) atau disiramperlubang. Penggemburan tanah atau pendangiran dilakukan bersamaan denganpemupukan kedua atau pemupukan susulan. Pemberian ajir dilakukan untuk menopangberdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknyadipangkas.

7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain kutukebul, thrips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah, antraknose,penyakit layu, virus kuning, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung padaOPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Penggunaanborder 4–6 baris jagung
- Penggunaanmusuh alami (predator: Menochilus sexmaculatus)
- Penggunaanperangkap (kuning, methyl eugenol)
- Penggunaanpestisida nabati
- Penggunaanpestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk. Pengendalian dengan pestisida harusdilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, caraaplikasi, interval maupun waktu aplikasinya

8. Panen dan Pascapanen
Cabaimerah dapat di panen pertama kali pada umur 70–75 hari setelah tanam di dataranrendah dan pada umur 4–5 bulan di dataran tinggi, dengan interval panen 3–7hari. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat buah atau antraknos sebaiknyalangsung dimusnahkan. Buah yang akan dijual segar sebaiknya dipanen matang.Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen matang hijau. Buah yang akandikeringkan dipanen setelah matang penuh.
Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabaimerah yang sehat, bentuk normal dan baik dengan buah yang kualitasnya tidakbaik. Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya mengggunakankemasan yang diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala.Apabila hendak disimpan sebaiknya disimpan di tempat penyimpanan yang kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.


Sumber: Juknis PrimaTani 2007
Oleh: W. Setiawati, R. Murtiningsih, G.A. Sopha, dan T.Handayani:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar