By: Ririn AR.
Ririn AR._Ini tentang perjalanan sebuah rangkaian kehidupan. Tidak ada yang mampu mengetahui seperti apakah rangkaian itu dan bagaimanakah laju perjalananya. Manusia hanyalah makhluk yang terlibat di dalamnya dan hanya bisa memilih untuk menjalaninya. Seperti halnya manusia percaya akan takdir yang sudah digariskan Yang Kuasa. Kelahiran seorang manusia hingga tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa lalu kemudian pada akhirnya ia akan mati karena menemui ajalnya. Semua proses tersebut adalah takdir dan sudah umum diketahui semua manusia di berbagai belahan dunia dengan latar belakang dan kepercayaan masing-masing.
Dan sebagai umat muslim kita harus meyakini bahwa perjalanan hidup tidak hanya berhenti sampai pada ajal menjemput. Karena yang sesungguhnya kehidupan yang sejati yang sebenarnya adalah setelah ajal tersebut. Manusia yang telah meninggalkan raga kasarnya akan memulai menempuh kehidupan yang kekal tanpa batas. Kehidupan manusia dengan raga kasarnya hanya semata untuk mencari bekal di kehidupan yang kekal dan abadi, itulah yang umat Islam yakini. Letak kebahagiaan seseorang baru akan benar-benar muncul ketika dia membawa bekal kebaikan dan iman yg cukup untuk meninggalkan raga kasarnya.
Banyak sekali pepatah yang mengatakan tentang kehidupan yang fana yang semu bak panggung sandiwara. Lalu apakah kita pantas membanggakan segala kefanaan yg ada menyelimuti kita menghiasi diri kita yg fana. Apalah arti sosok kefanaan ini di depan Sang Ilahi Rabbi, sedangkan sosok yg fana ini yang selalu mandi berlumurkan dosa di setiap detik kehidupannya. Sosok fana yang hanya berambisi meraih kekuasaan dunia dengan segala kemewaahannya yang fana. Sosok ini benar-benar tidak tau diri, mereka selalu menangis dan bersimpuh kepada Tuhannya meminta kemakmuran hidupnya karena mereka termat takut dengan kemiskinan, tapi setelah mereka mendapatkan segala yang mereka minta, mereka hanya berdiam menikmati kemewahan yang fana yang mereka anggap sebagai kunci kebahagiaan mereka. Tanpa mereka menyadarinya bahwa Allah Maha Adil. Sekalipun dunia belum menghakiminya, akan datang masa penghakiman untuk mereka dan mereka akan menuai semua atas segala yang mereka tanamkan selama hidup di dunia. Dan sesungguhnya Allah lah Tuhan mereka yang Maha Pengasih dan Penyayang telah berulang kali memperingatkan untuk memilih jalan yang membahagiakan mereka sosok yang fana untuk meraih kekekalan kebahagiaan di alam yg abadi tanpa kefanaan. Namun, mereka sering kali mengabaikannya. Sungguh kasihan mereka yang terus tersesat oleh kefanaan dunia yang akan mengantarkan mereka pada penderitaan yang kekal dan abadi. Berapa banyak kita melakukan kemaksiatan tapi kita merasa bahwa Allah tidak menghukum kita. Maka dari itu sudah selayaknya kita mewaspadai akan hukuman tanpa sadar, yaitu ketika Allah telah menghukum kita tanpa kita menyadarinya, yaitu kita tidak lagi merasakan kelezatan beribadah dan bermunajat denganNya.
Astaghfirullahal'adhim, Ighfirdhunubana ya Allah...Mudah-mudahan kita tidak tersesat pada yang demikian itu,amiin.
#salam ukhwah admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar