Rabu, 04 Juni 2014

Bagaimana dengan doa ku?????



Ririn AR.-Pernahkah kita berdo’a dan hanya dalam hitungan jam do’a kita dikabulkan? pernahkah berharap dalam hati ingin sesuatu dan ternyata apa yang kita inginkan tiba-tiba saja ada di hadapan kita? Ataukah sebaliknya?? Kita telah lama berdo’a tapi do’a kita tidak juga dikabulkan sampai kita merasa bosan dengan do’a kita?. Mungkin sering kita mengeluh, bertanya-tanya kepada Allah “kenapa aku tidak pernah mendapatkan apa yang aku inginkan Rabbi?”, “Rabbi, aku telah sering berdo’a, tapi kenapa Engkau tidak mengabulkan? Bukankah Engkau telah berjanji untuk mengabulkan setiap permohonan seorang hamba?”. Atau lebih parah lagi mungkin malah berprasangka kepada-Nya “Allah tidak adil, atau mengingkari janji-Nya”. Astaghfirullah..

Apakah kita bercermin terhadap diri kita, apakah kita juga telah mencoba melihat sosok diri kita? Kenapa kita ada di dunia? Untuk apa? Apakah hanya bersenang-senang untuk menikmati hidup bebas menggunakan hembusan nafas, detak jantung, penglihatan, pendengaran, dan lisan untuk apa saja yang kita inginkan?? Melangkahkan kaki kita kemana saja kita mau? Menghitung nikmat yang ia berikan tentunya membuat kita merasa tidak pantas mengeluh atas apa yang belum kita dapatkan. Namun kita sering fokus pada apa yang belum kita miliki dari pada menghitung apa yang telah kita miliki, sehingga seakan hidup kita berkutat dengan masalah dan merasa tidak pernah bahagia. Padahal Allah telah berfirman,

 “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Ibrahim: 7)

Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan, bahwa bisa jadi kita tidak pernah bersyukur atas apa yang ia berikan.  Kita sudah dikaruniai nikmat sehat, kesempurnaan akan fisik kita yang kita bisa bergerak bebas kesana-kemari sesuai yang kita inginkan, tetapi tidak jarang kita melupakannya dan lebih fokus dengan apa yang tidak kita miliki dan mengeluh kepadanya bahwa Dia tidak adil. Atau mungkin ada pertanyaan, “saya sudah bersyukur, kenapa setiap saya berdo’a tetap saja tidak pernah permintaan saya dikabulkan?”. Bercerminlah, lihat diri kita, bagaimana bentuk syukur kita?? Sekedar mengucapkan hamdalah dan berhenti sampai disitu?? Bentuk syukur bukan hanya ucapan lisan saja tapi bagaimana sikap kita. Terkadang kita langsung aja protes dengan janji-Nya “ Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKU akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina”. Allah telah meminta kita untuk meminta apapun kepada-Nya bahkan Dia marah ketika kita tidak pernah meminta kepada-Nya. Memang, mungkin kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Maka evaluasilah diri kita, segeralah intropeksi diri karena Allah menjawab do’a seoang hamba dengan tiga cara sebagaimana sabda Rasulullah:

“Tidak berdo’a seorang muslim dengan suatu do’a yang do’anya itu tidak dicampuri sesuatu maksud jahat atau memutuskan silaturahmi, melainkan pastilah do’a itu diperkenankan Tuhan dengan memenuhi satu dari tiga cara. Ada kalanya do’a itu DITERIMA DENGAN SEGERA, adakalanya DISIMPAN DAHULU UNTUK PERSEDIAANNYA DI AKHIRAT, dan adakalanya DIPALINGKAN DARIPADANYA KEJAHATAN yang seumpamanya” (Hadist).

Bagaimana diri kita?? Sudah yakinkah kita menjadi seperti yang Dia inginkan? Yaitu beriman dengan sebenar-benarnya iman dengan tidak bermaksiat kepada-Nya. “Barang siapa meneguhkan agama Allah, maka DIA akan meneguhkan pijakannya” (Muhammah: 7). Disinilah kuncinya, Islam yang kaffah harus tegak didalam diri kita. Allah belum mengabulkan do’a kita bisa jadi karena Allah ingin kita sabar sehingga do’a kita menjadi tabungan yang akan menghapuskan dosa-dosa kita. Itulah bentuk kasih sayangNYA. Ingatlah do’a yang kita lantunkan disetiap sholat kita. Kita meminta kepada-Nya “Allahummaghfirlii warhamnii…”,  “ampunilah dosaku, dan sayangilah aku…”, maka Allah akan menghapus dosa-dosa sebagai jawaban atas do’a-do’a kita karena kasih sayangnya kepada kita. Dia Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Semakin sedikit dosa yang ada pada diri seorang hamba, maka semakin mudah pula ia akan mendapatkan apa yang ia minta dalam do’anya. Dalam Musnad dikatakan, “Seorang hamba tidak mendapatkan rezeki karena dosa yang telah dikerjakannya ”. Selama kita belum bisa berada dalam ketaatan secara totalitas, maka kita harus siap sering-sering mendapat jawaban ke-2 atau ke-3 dari do’a-doa kita.
So, back to fitrah, semoga dijadikan oleh-Nya sebagai pribadi ahli syukur, sabar, dan ikhlas..
wallahu a’lamu bishowab..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar