Sabtu, 01 September 2012

Tarbiyah Rahasia Kemenangan Dakwah

Pengokohan Tarbiyah : “Tarbiyah Rahasia Kemenangan Dakwah”.

Posted by mujahidallah under Aktivis Biologi, Asholah Da'wah

[5] Comments

Pengokohan Tarbiyah : “Tarbiyah Rahasia Kemenangan Dakwah”.

Presentasi : Dra. Hj. Anis Byarwati Departemen Kaderisasi DPP PKS (Power Point. Sunday, November 21. 2010)

Disalin ulang oleh : Fadli Rahman. http://mujahidallah.wordpress.com , e-mail : agus.igaz@gmail.com

PENGARUH PERJALANAN WAKTU TERHADAP GERAK DAKWAH KITA.

• Semakin jauh rentang generasi, semakin jauh pemahaman terhadap cita-cita para pendiri jamaah.

• Melemah atau bahkan redupnya pemahaman terhadap “ashalah” dakwah (Ini menjadi persoalan penting mengingat IM adalah jamaah dengan keanggotaan yang sangat besar).

 DIANTARA “MASHALAH” ITU.

• Pertama : Tolok ukur kemenangan pada keshalihan.

1. Bahwa kemenangan tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang bersifat fisik (materi).

2. Nasihat Umar RA pada pasukannya saat melepas mereka berperang, nasihat Abu Darda’, Fudhail bin Iyadh.

3. Kita berjuang dengan amal-amal kita sebelum dengan keahlian, strategi, dan senjata kita.

Kedua: Efek pantul kedekatan kepada Allah.

1. “Sebesar apa kesibukanmu terhadap Allah, sebesar itu pula kesibukan makhluk terhadap dirimu.” (Yahya bin Mu’adz).

2. Sebesar apa keseriusan kita dalam mendekati Allah, sebesar itu pula respon masyarakat terhadap dakwah kita. Jika kita bersikap santai dan dingin dalam perjuangan ini, maka begitu pulalah sikap masyarakat terhadap seruan kita.

3. Jika iman lemah, hati keras, maka kita melihat usaha kita kurang memberi manfaat meski kita banyak bergerak.

•Ketiga: Refleksi Kebaikan Diri. 1. “Yang pandai berbuat baik untuk orang lain hanyalah yang yang pandai berbuat baik untuk dirinya sendiri.” (Abdullah bin Wahhab). 2. Seorang da’i tidak bisa mempengaruhi orang lain selama ia sendiri tidak terpengaruh oleh apa yang diserukannya itu. (Kitab Al-Masaar, Muhammad Ahmad Ar-Rasyid).

APA CITA-CITA JAMAAH IM?

• “Ikhwan berkeyakinan bahwa khilafah adalah lambang kesatuan Islam dan bentuk formal dari ikatan antarbangsa muslim. Ia merupakan identitas dan kekuatan Islam…Oleh karena itu, Ikhwanul Muslimin menjadikan fikrah tentang khilafah dan upaya untuk mengembalikan eksistensinya sebagai agenda utama dalam manhajnya…” (Risalah Mu’tamarul Khamis). مَحَاوِرُ الدَّعْوَةِ

APA LANGKAH KONKRIT JAMA’AH UNTUK MENGEMBALIKAN KHILAFAH?

• Menyiapkan SDM, kader.

• ..Bisa saya katakan bahwa yang pertama kali kita siapkan adalah kebangkitan ruhani, hidupnya hati, serta kesadaran penuh yang ada dalam jiwa dan perasaan. Kami menginginkan jiwa-jiwa yang hidup, kuat, tangguh, hati-hati yang segar serta memiliki semangat yang berkobar, perasaan dan ghirah yang selalu bergelora, ruh-ruh yang bersemangat, selalu optimis, merindukan nilai-nilai yang luhur, tujuan mulia serta mau bekerja keras untuk mengapainya..” (Risalah Da’watuna Fii Thaurin Jadiid)

TIGA PERASAAN.

• Perasaan Pertama: Keimanan pada keagungan risalah, bahwa risalah yang kita perjuangkan adalah risalah Allah, adalah kebenaran, adalah sebaik-baik fikrah dan seutama-utamanya manhaj.

• Perasaan Kedua: Kebanggaan dalam mengemban risalah. Selama kita menjadi pendukung kebenaran, maka kita adalah pemimpin bagi manusia. (QS Ali Imran: 110)

• Perasaan Ketiga: Optimis terhadap dukungan dan pertolongan Allah. Bahwa selama kita beriman pada kebenaran dan bangga menjadi pendukungnya, maka Allah akan selalu bersama kita; Dia akan memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan; Dia akan selalu bersama kita dimanapun kita berada. Dan bila tak ada penduduk bumi yang siap mendukung kita, maka Dia akan menurunkan pasukan dari langit untuk mendukung kita. (Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali, Haula Assasiyat Al-Masyru’ Al-Islamy Li Nahdhatil Ummah)

KEY WORDS: KADER YANG BERKUALITAS!

• “Kader adalah rahasia kehidupan dan kebangkitan. Sejarah umat adalah sejarah para kader militan dan memiliki kekuatan jiwa dan kehendak. Sesungguhnya kuat lemahnya suatu umat diukur dari sejauh mana umat tersebut dalam menghasilkan kader-kader yang memiliki sifat ksatria…” (Risalah Hal Nahnu Qaumun Amaliyun)

INILAH KADER YANG BERKUALITAS ITU.

Pemahahan Islam yang menyeluruh dan benar bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Keikhlasan yang tinggi, sehingga ia menjadi pembela fikroh dan aqidah bukan pembela kepentingan dan keuntungan pribadi. Mengutamakan kerja dari pada berbicara. Totalitas untuk da’wah. Selalu siap jihad dalam rangka menegakkan syari’at Allah. Siap berkorban dengan segala potensi yang ia miliki. Tegar dijalan untuk mencapai cita-cita da’wah, sekalipun lama waktunya, panjang perjalanannya dan berat tantangannya. Membiasakan diri untuk selalu taat kepada qiadah dan jama’ah. Percaya kepada kepada qiadah dan jama’ah. Selalu memelihara kemurnian ukhuwwah yang berdiri di atas kasih sayang dan cinta mencintai. (Risalah At-Ta’lim)

• Sampai saat ini dalam Manhaj IM, Satu-satunya cara yang diyakini mampu untuk mewujudkan kader yang berkualitas adalah: TARBIYAH!

• Tarbiyah adalah “tsawabit” dalam manhaj kita. • Tarbiyah adalah jalan kita, ciri khas kita. Dengan tarbiyah kita tumbuh, dengan tarbiyah kita berkembang, dan dengan tarbiyah kita meraih kemenangan.

DASAR-DASAR (ASAS) PEMBENTUKAN KADER DA’WAH

• Al-Fahmu ad-Daqiq • Al-Iman al- Amiq • At-Takwin al-Matin • Tarbiyah Mutawashilah

• Kader yang proses tarbiyahnya bermasalah akan menjadi masalah dan menimbulkan banyak masalah, baik masalah pribadi, keluarga, sosial, da’wah dan harokah.

• Kegiatan tarbiyah bagi kader da’wah bukan kegiatan sampingan atau aktifitas sekunder yang boleh di abaikan dan ditunda atau diganti dengan kegiatan yang lain, tetapi ia harus menjadi kegiatan yang asasi baginya yang harus diutamakan dari kegiatan yang lain, dari kegiatan da’wah sekalipun. • Bagi kader da’wah tidak boleh meninggalkan tarbiyah dengan alasan sibuk da’wah sya’biyah atau istirahat dan cuti tarbiyah karena kuliah dan kerja cari maisyah.

• “Saya pertegas kepada saudara-saudara yang memilki ghiroh Islam, bahwa setiap jama’ah islamiyah pada saat ini sangat membutuhkan kader yang aktif bekerja (amil) , pemikir (mufakkir) , pemberani (jar-i) , produktif (muntij) . Maka haram hukumnya bagi kader da’wah lambat memenuhi panggilan da’wah walaupun hanya satu menit saja “. (Risalah Hal Nahnu Qaumun Amaliyyun) • • “Kader da’wah yang di butuhkan hari ini berbeda dengan kader da’wah kemarin, kader da’wah hari ini harus memiliki wawasan intelektualitas yang luas (mutsaqqofun) , terampil dan berbakat (mujahhazun) , terlatih (mudarrobun) dan spesialis profesional (mutakhasisun)…” (Risalah Da’watuna).

WARNING !! • ..

”Sesungguhnya suatu umat yang terbuai dalam kenikmatan, terlena oleh kemewahan, tenggelam dalam kemilau harta benda dan tertipu oleh pesona bunga-bunga dunia, serta lupa pada kemungkinan menghadapi tragedi, lupa berjuang menegakkan kebenaran, kepada umat seperti itu katakanlah: “Selamat tinggal kehormatan dan kemuliaan!” (Risalah Ila Ayyi Syai’in Nad’un Naas).

WALLAHU’ALAM BISH-SHAWWAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar