1. Pengertian Kesmen
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).
Ada beberapa pengertian kesmen, diantaranya :
ü Terhindarnya orang dari berbagai gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
ü Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan dimana ia hidup.
ü Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain.
Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental adalah memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.
2. Kesmen dan Ketenangan Hidup
Agama sebagai terapi kesehatan mental dalam islam sudah ditunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat Al-Quran, di antaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan adalah (QS An Nahl 16:97)
Artinya :
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.”
Dan dalam (QS Ar Ra’ad 13:28)
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
3. Hal-hal yang dipengaruhi Kesehatan Mental
Menurut Zakiah Daradjat (1996) yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas putus asa, pesimis, atau apatis, karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar dan menerima kegagalan itu sebagai pelajaran yang akan membawa kesuksesan nantinya. Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah, karena tidak mudah diukur, diperiksa atau dilihat dengan alat alat seperti halnya dengan kesehatan badan. Biasanya yanga dijadikan bahan penyelidikan atau tanda- tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karena bila seseorang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelihatan tingkah laku atau tindakannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu:
A. Perasaan
B. Pikiran/kecerdasan
C. Kelakuan dan
D. Kesehatan Fisik
A. Pengaruh kesehatan mental terhadap perasaan
Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan mental adalah :
- Rasa cemas dan gelish
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan mencemaskan itu.
- Iri hati
Perasaan ini bukan karena kebusukan hati seseorang melainkan ia sendiri tidak dapat merasakan kebahagiaan hidup.
- Rasa sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan atau terlalu banyak hal hal yang menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu berpangkat dihargai orang dsb.
- Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri.
Rasa rendah diri ini membuat orang lekas tersinggung karena itu ia akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak menyendiri tidak berani mengemukakan pendapat tidak berani bertindak atau mengambil inisiatif. Lama-kelamaan hilanglah kepercayaan kepada dirinya dan selanjutnya ia juga akan kurang percaya pada orang lain ,ia lekas marah dan sedih. Rasa rendah diri akan menyebabkan orang menjadi suka mengkritik orang lain , tingkah lakunya menjadi sombong. Dalam pergaulan menjadi kaku kurang disenangi kawan kawannya mudah tersinggung dan tidak banyak ikut aktif dalam pergaulan dan pekerjaan.
- Marah.
Marah adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak biasanya akibat kekecewaan ketidak puasan atau tidak tercapainya keinginan. Ragu dan bimbang adalah akibat dari kurang sehatnya mental dan lambat laun mungkin akan menimbulkan pertentangan batin. Disamping itu banyak lagi perasaan perasaan yang tidak membawa pada penyesuaian lingkungannya. Semuanya dapat dikatakan bahwa sebabnya adalah kurang sehatnya mental.
B. Pengaruh kesehatan mental terhadap pikiran dan kcerdasan
- Sering lupa
Tidak dapat mengkonsentrasikan pikiran tentang sesuatu hal yang penting kemampuan berpikir menurun sehingga seseorang merasa seolah-olah tidak cerdas pikirannya tidak dapat digunakan.
- Perlakuaan orang tua yang keras tidak banyak memperdulikan kepentingan anak, suka membandingkan dengan anak lain terlalu banyak campur tangan dan sebagainya.
C. Pengaruh kesehatan mental terhadap kelakuan
Ketidaktentraman hati atau kurang sehatnya mental sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan seseorang. Seseorang yang merasa tertekan gelisah akan mengatasi perasaan yang tidak enak itu dengan dengan jalan mengungkapkannya keluar
D. Pengaruh kesehatan mental terhadap kesehatan badan
Kalau dulu orang mengatakan bahwa mental yang sehat terletak dalam badan yang sehat, maka sekarang terbukti pula sebaliknya, yaitu kesehatan mental menentukan kesehatan badan. Akhir-akhir ini banyak terdapat penyakit yang dinamakan psychosomatic, yaitu penyakit pada badan yang disebabkan oleh mental. Penyakit-penyakit lain yang banyak terdapat di era millenium ini adalah tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah stroke, penyakit jantung dan stres dan sebagainya.
Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambahkan satu elemen spiritual (agama). Sehingga kesehatan mental ini bukan sehat dari segi fisik, psikologik, dan sosial saja, melainkan juga sehat dalam arti spiritual.
4. Kesehatan Mental dan Penyesuaian Diri
Adapun pengertian penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok. Individu yang sehat mestinya mampu memahami harapan kelompok tempat individu bersangkutan menjadi anggotanya dan melakukan tindakan yang sesuai dengan harapan tersebut. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah orang yang dengan cepat mampu mengelola dirinya menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Sebenarnya dalam bahasa inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjusment).
Adaptasi memiliki pengertian melakukan penyesuaian diri lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkunganya. Contoh sederhana dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu individu membuka pakaiannya, atau minum air dingin supaya tetap merasa nyaman.
Penyesuaian difahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. Misal, pada suhu yang panas, individu lalu memasang fan atau menyalakan air conditioner supaya suhu ruangan berubah seperti yang diinginkan.
Dan tidak kalah pentingnya adalah mengetahui sekaligus memahami prinsip-prinsip dari kesehatan mental itu. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kesehatan mental adalah dasar yang harus ditegakkan orang dalam dirinya untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik serta terhindar dari gangguan kejiwaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
- Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image). Prinsip ini dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup, sikap, cara pikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang positif pula.
- Keterpaduan antara Integrasi Diri. Adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan kesanggupan mengatasi stres (Sururin,2004: 146).
- Perwujudan Diri (aktualisasi diri). Inilah proses pematangan diri. Menurut Reiff, orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang baik dan memuaskan.
- Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.
- Berminat dalam tugas dan pekerjaan. Suka pada pekerjaan tertentu walaupun berat maka akan mudah dilakukan dibandingkan dengan pekerjaan yang kurang diminati.
- Agama, cita-cita, dan falsafah hidup. Demi menggapai ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
- Pengawasan diri. Hal ini dapat dilakukan terhadap keinginan-keinginan dari ego yang bersifat biologis murni. Sehingga dapat dikendalikan secara sehat dan terarah.
- Rasa benar dan tanggung jawab. Ini penting bagi tingkah laku.Dengan demikian muncul rasa percaya diri dan bertanggung jawab penuh atas segala tindakan sehingga tidak menutup kemungkinan kesuksesan diri akan diraih.
Adapun ciri-ciri penyesuaian diri yang efektif, umumnya memiliki :
- Memiliki persefsi yang akurat terhadap realita
- Kemampuan untuk beradaptasi dengan tekanan atau stres dan kecemasan
- Mempunyai gambaran diri yang positif tentang dirinya
- Kemampuan untuk mengexpresikan perasaanya
- Relasi interpersonal baik